Tarian ini biasanya dibawakan oleh puluhan pria bertelanjang dada yang mengenakan kain kotak-kotak perkotaan mulai dari pinggang hingga lutut bagian atas. Tari Kecak pertama kali diperkenalkan di beberapa desa, salah satunya Desa Bona, Gianyar. Namun sudah berkembang hingga ke seluruh wilayah Bali dan selalu dihadirkan pada kegiatan-kegiatan seperti festival pemerintah maupun swasta.
Tari kecak disebut juga rangang sanghyang. Dalam tarian ini dimungkinkan untuk melihat beberapa ciri yaitu bara api, bunga kamboja, gelang gemerincing, selendang hitam putih, topeng dan kado, karenanya tari kecak terkesan lebih sakral dan mistis.
Interpretasi
Menonton tari Kecak dimungkinkan di beberapa tempat. Salah satunya adalah Pura Luhur Uluwatu dan juga Garuda Wisnu Kencana. Selama pandemi ini, tarian kecak sedikit berbeda. Penari menggunakan APD dan juga diharuskan menjaga jarak yang cukup dari penonton untuk mencegah virus corona.
3. Rumah Adat Papua (Rumah Honai)
Pernyataan Umum
Honai adalah rumah adat Papua, khususnya di pegunungan. Dimana bentuk dasar Rumah Honai berbentuk lingkaran dengan rangka kayu dan dinding anyaman serta atap jerami berbentuk kerucut.
Penjelas
Bangunan honai berbentuk bundar ini dirancang untuk mencegah cuaca dingin akibat angin kencang. Berdiri kokoh di atas tanah dengan alas (lantai) langsung di atas tanah kemudian ditutup dengan rumput kering (jerami). Setiap honai biasanya dapat menampung sekitar 10 hingga 15 orang. Honai biasanya bertahan 5 hingga 12 bulan sebelum penggantian. Membangun honai adalah tugas laki-laki Denmark dan mereka melakukan tugas ini bersama-sama. Tradisi ini berlanjut hingga hari ini.
4. Rumah Adat Batak (Rumah Bolon)