7 Contoh Teks Editorial Terbaru Beragam Tema di Koran, Lengkap dengan Pengertian dan Strukturnya

- 9 November 2022, 08:05 WIB
6 Contoh Teks Editorial Terbaru Beragam Tema di Koran, Lengkap dengan Pengertian dan Strukturnya.
6 Contoh Teks Editorial Terbaru Beragam Tema di Koran, Lengkap dengan Pengertian dan Strukturnya. //Pexels/ RODNAE Productions/

SUDUTBATAM.COM - Dibawah ini merupakan contoh teks editorial beragam tema di koran lengkap pengertian dan strukturnya.

Teks editorial merupakan sebuah teks surat kabar yang berisikan pendapat atau pandangan penulis terhadap suatu peristiwa.

Teks editorial ini bisa dibahas dalam berbagai bidang seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, dan lain sebagainya.

Teks editorial juga bersifat mengajak pembaca agar ikut berpikir mengenai sebuah topik hangat atau masalah aktual yang sedang hangat diperbincangkan.

Pengertian teks editorial adalah sebuah artikel dalam surat kabar yang merupakan pendapat atau pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa yang aktual atau sedang menjadi perbincangan hangat pada saat surat kabar itu diterbitkan.

Isu atau masalah aktual itu dapat berupa masalah politik, sosial, maupun masalah ekonomi yang berkaitan dengan politik.

Baca Juga: Contoh Teks Editorial Tentang Sosial, Singkat dan Terbaru 2022

Contoh isu yang diangkat misalnya tentang kenaikan bbm, reshuffle kabinet, kebijakan impor, dan lain sebagainya.

Teks editorial biasanya akan muncul secara rutin di koran atau majalah. Teks editorial merupakan opini atau pendapat yang ditulis oleh redaksi sebuah media terhadap isu aktual di masyarakat.

Opini yang diulis oleh redaksi tersebut dianggap sebagai pandangan resmi suatu penerbit atau media terhadap suatu isu aktual.

Berikut contoh teks editorial beragam tema di koran beserta strukturnya yang dapat dijadikan referensi dalam belajar.

Contoh 1:

Penyataan pendapat

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Editorial Terbaru 2022, Tema Ekonomi hingga Politik Lengkap Strukturnya

Arus lalu lintas di jalan Matraman Raya, Jakarta timur terlihat macet saat penerapan ganjil genap, Selasa, 10 September 2019.

Kemacetan terjadi pada sejumlah lampu merah di jalan tersebut. Panjang antrian mencapai 300 meter.

Adapun di Jakarta timur terdapat empat ruas jalan yang diterapkan ganjil genap, yakni Jalan DI Panjaitan, Jalan Pramuka, Jalan MT Haryono, dan Jalan Ahmad Yani.

Argumentasi

Kemacetan lalu lintas merupakan hal yang saat ini sudah terbiasa dialami oleh pengguna jalan raya.

Kemacetan bukan lagi menjadi masalah bagi warga ibukota, tetapi menjadi masalah bagi masyarakat yang berada di kota kota kecil, seperti di kota provinsi.

Baca Juga: 10 Contoh Teks Editorial Beragam Tema, Lengkap dengan Strukturnya

Adapun faktor penyebab kemacetan antara lain disebabkan oleh pengguna jalan, jenis kendaraan, dan lain sebagainya.

Namun kemacetan yang terjadi di jalan Matraman raya, selain disebabkan oleh pengguna jalan, juga terjadi karena adanya imbas dari penerapan ganjil genap di sejumlah ruas jalan.

Untuk menanggulangi hal ini, diperlukan masyarakat yang senang menggunakan kendaraan umum sebagai sarana transportasi.

Hal ini juga harus didukung dengan adanya fasilitas dari pemerintah.

Selain dengan kendaraan umum, juga diperlukan pengendara yang pintar, artinya pengendara yang selalu menaati peraturan rambu rambu lalu lintas.

Pernyataan Ulang Pendapat

Sangat disayangkan upaya pemerintah untuk mengatasi kemacetan justru menjadi penyebab dari kemacetan di daerah lain.

Masyarakat pun harus menyadari hal ini dan sudah semestinya untuk ikut memikirkan solusi minimal untuk menyelamatkan diri mereka masing masing agar tidak terjebak kemacetan.

Contoh 2:

Pernyataan Pendapat

Pada zaman yang sudah berkembang ini, kaum wanita berlomba–lomba untuk membuat dirinya cantik. Hal serupa juga terjadi kepada para pelajar SMA.

Banyak diantara mereka yang menggunakan make up saat sekolah. Dalam penggunaan make up tersebut memiliki kadar yang berbeda – beda. Ada yang menggunakannya secara tipis dan ada yang tebal.

Argumentasi

Penggunaan make up yang dilakukan oleh para pelajar SMA antara lain pelembab, lipstick, maskara, bedak, dan masih banyak lainnya.

Tidak hanya menggunakan, mereka juga membawa peralatan make up ke sekolah.

Padahal bila dilihat dari peraturan sekolah, sudah ada larangan untuk membawa peralatan make up ke sekolah. Namun mereka tetap saja membawanya.

Padahal kulit para pelajar SMA masih tergolong sensitif. Bila mereka menggunakan produk kecantikan yang tidak cocok dengan kulitnya, maka rentan terjadi iritasi.

Selain itu bagi siswa yang sudah terbiasa menggunakan make up sejak kecil, akan memiliki kulit berbeda dari yang belum pernah menggunakannya.

Bila kulit yang sering terpapar oleh make up, akan rentan terhadap masalah kulit. Mulai dari tumbuhnya jerawat membandel, kulit kusam, hingga flek hitam. Hal ini dapat terjadi karena di dalam produk make up tersebut ada zat kimia.

Belum lagi bila alat make up yang digunakan siswa tersebut dilakukan secara bergantian, maka akan banyak bakteri yang ada di kulit mereka.

Bakteri yang berkembang pesat di dalam kulit, akan memberikan dampak yang luar biasa bagi siswa.

Mulai dari iritasi kulit, herpes, dan juga batuk. Hal ini karena make up menjadi tempat yang mudah untuk kuman berkembang biak. Khususnya pada lipstik, pelembab, dan juga maskara.

Pernyataan Ulang Pendapat

Menurut penelitian yang telah dilakukan, 45% wanita yang rutin dalam penggunaan make up akan rentan terhadap penyakit kulit.

Kemudian sebanyak 15% wanita akan menderita jerawat yang membandel akibat dari penggunaan make up yang berlebihan. Bila ini terjadi pada siswa yang masih di bawah umur, tentu sangat membahayakan dirinya sendiri.

Sayangnya, para siswa tidak peduli dengan bahaya iritasi kulit dari penggunaan make up. Mereka hanya memikirkan tampilan yang harus cantik.

Bahkan para siswa tersebut selalu menggunakan make up kemana saja mereka pergi. Padahal kulit membutuhkan ruang untuk bernafas dan lepas dari polesan make up.

Dengan demikian, seharusnya para pelajar SMA 2 Kalpataru lebih memilih untuk tidak menggunakan make up. Mengingat dampak berbahaya yang mengincar kulit mereka.

Dari segi umur, para siswa tersebut masih tergolong di bawah umur untuk menggunakan make up. Seharusnya mereka fokus terhadap sekolah agar dapat menjadi orang sukses di kemudian hari.

Contoh 3

Pernyataan Pendapat

Kejadian mengejutkan sekaligus menggembirakan terkait seni dan budaya Indonesia baru-baru ini adalah pengakuan UNESCO atas batik.

Kain khas asli dari Indonesia ini secara terang-terangan diakui UNESCO sebagai kekayaan budaya asli Nusantara.

Kenyataan ini membuat warga Indonesia semakin berbangga dan bahkan tidak malu lagi menggunakan batik sebagai bagian fashion modern kini.

Argumentasi

Fenomena pengakuan batik oleh UNESCO sebenarnya bukan hal baru bagi bangsa kita karena banyak budaya kita sudah mendapat pengakuan serupa.

Menyusul fakta tentang batik yang mendapat pengakuan dunia ini, ternyata menyimpan sejumlah fakta yang cukup miris. Terutama penggunaan kain batik tidak lagi mengikuti nilai filosofis penciptaannya oleh yang tidak paham.

Terkait dengan hal ini sebenarnya, pemerintah maupun masyarakat memiliki peranan yang sangat penting atas kejadian miris ini.

Pemerintah sebagai pengampu kebijakan seyogyanya menerbitkan aturan tertentu untuk batik pakem agar tidak disalahgunakan.

Sedangkan masyarakat, perlu untuk belajar memahami makna filosofis batik yang diciptakan oleh leluhur agar penggunaanya sesuai dengan yang diharapkan.

Pernyataan Ulang Pendapat

Permasalahan terkait batik yang mendapatkan pengakuan dari mancanegara memang selalu menunjukkan dua sisi yang berbeda antara kebanggaan dan kemirisan.

Kebanggaan karena budaya negara diakui oleh dunia. Sekaligus miris karena masyarakat menggunakan tidak sesuai dengan semestinya.

Berdasar fakta itu sebaiknya setiap orang mulai belajar memahami batik dengan merujuk pada nilai filosofisnya.

Contoh 4

Pernyataan Pendapat

Pelayanan kesehatan sangatlah penting bagi masyarakat. Akan tetapi pelayanan tersebut masih tergolong minim jumlahlah.
Pada tahun 2018, sudah tercatat 288 pengaduan mengenai pelayanan kesehatan yang masih kurang.

Pengaduan tersebut sudah diterima dan juga dicatat oleh Kementerian Kesehatan.

Argumentasi

Jumlah yang sudah tercatat oleh Kementerian Kesehatan masih tergolong sebagian.

Masih banyak rumah sakit yang kurang dalam pelayanan kesehatannya. Kurangnya pelayanan kesehatan, dipicu karena dokter masih belum paham mengenai penyakit setiap pasiennya.

Dengan begitu tidak jarang para dokter memberikan obat yang tidak sesuai dengan penyakitnya.

Pernyataan Ulang Pendapat

Seharusnya pihak Kementerian Kesehatan bersama dengan pemerintah menindaklanjuti peristiwa pelayanan kesehatan yang kurang ini.

Hal ini bertujuan agar masyarakat segera mendapatkan pertolongan secara cepat dan sebaik mungkin.

Kesehatan masyarakat juga termasuk dalam tanggung jawab pemerintah.

Contoh 5

Pernyataan Pendapat

Lebih dari setahun, kita tak mendengar kabar rumah sakit/klinik yang mengeluhkan tunggakan atau klaim yang belum dibayar BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) Kesehatan.

Biasanya, keluhan rumah sakit atau klinik selalu terjadi hampir setiap awal atau akhir tahun. Bahkan, ada sejumlah rumah sakit yang menyatakan hampir bangkrut karena saking besarnya tunggakan BPJS.

Sejak dibentuk pada 2015, untuk pertama kalinya BPJS Kesehatan mencatat surplus keuangan pada akhir 2021.

Argumentasi

BPJS Kesehatan mengklaim, sampai 31 Agustus 2021, posisi aset bersihnya saat ini telah mencukupi estimasi pembayaran klaim untuk 3,8 bulan.

Bahkan, per 31 Desember 2021, BPJS Kesehatan sudah dalam kategori sehat dan mampu memenuhi 4,83 bulan estimasi pembayaran klaim ke depan.

Posisi itu telah melampaui ketentuan minimum yang ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 84 Tahun 2015.

Dalam aturan itu, aset dana jaminan sosial (DJS) diukur berdasarkan aset bersih paling sedikit atau minimal bisa mencukupi pembayaran klaim untuk 1,5 bulan ke depan dan maksimum mampu memenuhi pembayaran klaim 6 bulan ke depan.

Beberapa waktu lalu, Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ali Ghufron Mukti menyatakan, surplus diraih karena ada lonjakan signifikan aset bersih DJS kesehatan pada 2021.

Hingga Desember 2021, posisi aset bersih DJS mencapai Rp39,45 triliun. Kondisi keuangan itu meningkat ketimbang tahun 2019 dan 2020 yang mencatatkan defisit masing-masing Rp51 triliun dan Rp5,69 triliun.

Sedikitnya, ada tiga hal yang menyebabkan aset bersih dana jaminan sosial BPJS Kesehatan mengarah ke tren positif.

Perfoma keuangan BPJS Kesehatan terdongkrak karena naiknya jumlah peserta dan penyesuaian tarif peserta BPJS.

Di situs BPJS Kesehatan, jumlah peserta program JKN per 31 Mei 2022 mencapai 240.315.474 orang. Targetnya, setidaknya 98 persen penduduk Indonesia terlindungi program jaminan kesehatan pada 2024.

Jumlah peserta dan naiknya tarif tentu membuat keuangan BPJS Kesehatan meningkat. Justru faktor lainnya yang menyebabkan surplusnya keuangan BPJS Kesehatan cukup menarik.

Ali Ghufron mengungkapkan, pandemi Covid-19 membuat masyarakat enggan ke rumah sakit sehingga klaim BPJS Kesehatan menurun. Selain itu, hampir sebagian pembiayaan pasien Covid-19 ditanggung pemerintah.

Menurunnya pemanfaatan layanan JKN pada masa awal pandemi Covid-19, berdampak terhadap perbaikan kondisi keuangan DJS.

Untuk sementara, BPJS Kesehatan bisa bernapas lega karena tidak lagi mengalami kekurangan dana atau defisit.

Faktor lainnya, membaiknya kinerja manajemen BPJS Kesehatan. Kondisi keuangan BPJS Kesehatan saat ini aman untuk sesaat. Namun, BPJS Kesehatan diprediksi akan kembali defisit pada 2023.

Sebab, ada indikasi tren peningkatan utilisasi pelayanan Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang mulai rebound atau melonjak.

"Kalau bergeser ke endemi, ini belum banyak diperhitungkan dan dipikirkan. Tentu kasus-kasus ini kalau sudah kena Covid-19 tidak bisa normal 100 persen (utilisasi layanan kesehatan), meski sudah negatif perlu pelayanan lebih lanjut," kata Ali.

BPJS Kesehatan telah melakukan beberapa simulasi berdasarkan aktuaria, baik itu dengan skenario terburuk, sedang, baik, dan sebagainya. Namun sejauh ini, perkiraannya kas keuangan lembaga yang dipimpinnya itu, untuk tahun anggaran 2023 masih akan terkendali.

"Kami masih punya akumulasi positif pada 2021 dan 2022 itu, masih bisa covering 2023. Nah, 2024 ini mungkin pas-pasan. Kalau 2025, tidak ada perubahan dan antisipasi, ya defisit," kata Ali.

Pernyataan Ulang Pendapat

Pergeseran pandemi Covid-19 menuju fase endemi memang semakin nyata. Pemerintah sudah semakin membebaskan warganya untuk beraktivitas. Bahkan, konser-konser musik sudah semakin ramai.

Ketua Satgas PB IDI, Prof Zubairi Djoerban meyakini Covid-19 di Indonesia saat ini memasuki fase endemi berdasarkan sejumlah indikator epidemiologi yang telah membaik.

Ia melaporkan angka kasus harian Covid-19 dalam kondisi yang sangat baik. Apalagi setelah Lebaran ternyata tidak ada lonjakan kasus signifikan. Akhirnya, pandemi maupun endemi Covid-19 memberikan tantangan baru bagi pengelola jaminan sosial di dunia termasuk BPJS Kesehatan.

Tantangannya, bagaimana mengembangkan pemodelan biaya kesehatan secara jangka panjang. Tentunya, model pembiayaan BPJS Kesehatan jangan sampai memberatkan masyarakat yang berpenghasilan pas-pasan dan adil bagi warga lainnya.

Contoh 6

Pernyataan Pendapat

Titik akhir pandemi COVID-19 semakin dekat. Begitu kira-kira kesimpulan dari penilaian terbaru Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang dirilis tengah pekan ini.

Dengan melihat angka kematian akibat COVID-19 dan penambahan jumlah kasus baru yang turun signifikan di seluruh dunia, selama sepekan ini, WHO menilai dunia kini sedang menuju garis finis pandemi.

Argumentasi

Pertanyaannya, siapkah kita ketika pandemi betul-betul berakhir? Saat pandemi dinyatakan selesai, artinya semua pelarangan dan pembatasan yang selama ini dilakukan untuk mencegah penyebaran virus korona juga tidak akan ada lagi.
Warga dunia mungkin kembali menjalani kehidupan seperti ketika COVID-19 belum muncul, sedangkan virusnya sebetulnya tidak pernah benar-benar hilang.

Siapkah kita? Jika kita bicara dalam konteks Indonesia, sedikitnya ada tiga isu pokok yang mesti menjadi perhatian sebelum menjawab pertanyaan itu.

Yang pertama, kiranya kita perlu memikirkan bagaimana agar perilaku, kebiasaan, dan budaya berkesehatan yang sudah terbentuk di masyarakat selama pandemi dapat dilanggengkan hingga nanti selepas pandemi.

Disiplin tinggi terhadap protokol kesehatan, menjalankan pola hidup sehat, dan responsif terhadap perubahan dalam berbagai aspek, menjadibeberapa contoh budaya yang sudah terbangun dan semestinya tidak berhenti ketika pandemi berakhir.

Sungguh sia-sia pengorbanan kita selama ini bila kebiasaan-kebiasaan baik itu ikut lenyap seiring dengan kelarnya pandemi.

Dalam konsep berkehidupan dalam kenormalan baru (new normal) pun ujian sesungguhnya bukan ketika pandemi masih berlangsung, melainkan masa pasca pandemi.

Kenormalan baru ialah norma baru yang memang tercipta pada saat pandemi.

Eksekusinya pun pada waktu itu lebih mudah karena ditopang oleh pembatasan-pembatasan yang diregulasikan.

Tantangannya ialah bagaimana agar konsep new normal itu tidak ditinggalkan atau sekadar menjadi artefak sisa peninggalan masa pandemi.

Kenormalan baru mesti dapat diimplementasikan terus-menerus meskipun tidak ada lagi perangkat aturan yang menyokongnya.

Pada sisi yang lain, peran negara juga teramat penting. Dampak mengerikan dari penyebaran COVID-19 selama 2,5 tahun terakhir ini sedikit banyak telah membuka mata kita betapa pemerintah sesungguhnya belum terlalu siap menghadapi gelombang serbuan patogen dalam skala masif. Kebijakan dan infrastruktur kesehatan terbukti kepayahan merespons hantaman virus yang seketika menggila.

Belajar dari pandemi ini, penguatan infrastruktur kesehatan harus menjadi perhatian utama pemerintah.

Skala fokus, anggaran, dan prioritas untuk pengembangan infrastruktur kesehatan sudah saatnya mulai disejajarkan dengan pembangunan infrastruktur krusial lain seperti pendidikan dan transportasi.

Pernyataan Ulang Pendapat

Kita tidak tahu patogen apalagi selanjutnya yang akan mewabah di masa depan. Infrastruktur ialah salah satu prasyarat yang mesti disiapkan untuk menghadapi musuh tak kasatmata itu.

Infrastruktur kesehatan ibarat fondasi yang akan memudahkan pemerintah dalam mengambil kebijakan terkait mitigasi, pencegahan, dan penanganan pagebluk di masa mendatang.

Tidak kalah penting untuk disorot bahwa pandemi COVID-19 ini merupakan momentum membangun sekaligus memperkuat kemandirian vaksin.

Ancaman wabah tidak akan hilang sampai kapan pun. Hal yang bisa dilakukan ialah menekan penyebarannya, salah satunya dengan memperkuat proteksi diri melalui vaksinasi.

Karena itu, ketika bangsa ini bisa menghasilkan vaksin sendiri, tanpa harus bergantung pada negara lain, sesungguhnya itu ialah tangga pertama menuju kemenangan melawan pandemi dan ancaman wabah.

Contoh 7

Pernyataan Pendapat

Kesehatan tentu sangat penting buat setiap individu. Makanya, diperlukan gaya hidup yang sesuai buat menjaga kesehatan dan kekuatan dalam tubuh agar tidak mudah terkena penyakit.

Karena, penanganan penyakit menular belum sepenuhnya berhasil jadi menciptakan beban ganda penyakit.

Adapun penyakit tidak menular atau penyakit degeneratif yang persoalannya sama.

Bahkan sejumlah seseorang yang terkena penyakit tidak menular meningkat secara pesat sehingga menjadi pembunuh nomor satu, penyakit tersebut misalnya diabetes, kanker, hipertensi, jantung, stroke.

Argumentasi

Menurut data dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kalo penyebaran penyakit relatif merata di setiap kota besar dan kecil.

Hal ini menandakan, kalo keadaan kesehatan serta penyakit pada masyarakat udah bergeser sejak beberapa waktu

Jadi, diperlukan gaya hidup yang baik seperti menjaga pola makan dan minum serta memperhatikan kandungan gizi pada makanan yang dikonsumsi.

Perubahan pola yang dilakukan bersamaan dengan adanya demografi yang menyatakan, kalo lebih besar jumlah penduduk usia produktif dibandingkan jumlah penduduk tidak produktif.

Hal tersebut disertai dengan perilaku konsumtif dibandingkan produktif yang termasuk kedalam pola makan dan minum.

Indonesia emang bukanlah satu-satunya negara yang memiliki masalah penyakit ganda, tapi kita bisa belajar dari negara lain soal pencegahan penyakit tidak menular.

Prinsip untuk menangani penyakit adalah dengan mencegahnya dibandingkan harus mengobati.

Jadi, pemerintah bisa membuat upaya untuk mewajibkan label informasi kandungan gizi di setiap makanan atau minuman kemasan.

Pernyataan Ulang Pendapat

Pencegahan penyakit lebih baik dari mengobati penyakit, makanya masyarakat harus lebih memperhatikan pola hidup yang sehat.

Program yang dilaksanakan juga perlu dukungan dari kementerian atau lembaga yang terkoordinasi dengan melibatkan masyarakat buat hidup sehat.

Demikian pembahasan tentang teks editorial beragam tema di koran yang dapat dijadikan referensi.***

Editor: Ahmad Rohmadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah