Berbeda dengan Humor, Berikut 3 Langkah Menganalisis Anekdot Lengkap dengan Contoh dan Penjelasan

- 1 Desember 2022, 14:45 WIB
Berbeda dengan Humor, Berikut 3 Langkah Menganalisis Anekdot Lengkap dengan Contoh dan Penjelasan
Berbeda dengan Humor, Berikut 3 Langkah Menganalisis Anekdot Lengkap dengan Contoh dan Penjelasan /Pexels/Porapak Apichodilok/

SUDUTBATAM.COM – Humor dan anekdot sama-sama merupakan cerita lucu. Namun, keduanya memiliki perbedaan.

Tidak semua cerita lucu bisa dianggap sebagai teks anekdot.

Seperti yang dikutip dari beberapa sumber, perbedaannya secara sederhana yaitu teks anekdot biasanya bersumber dari kejadian nyata dan punya tujuan mengritik.

Berikut ini contoh teks anekdot:
Di tengah senja, seorang pejabat korup memancing di sungai. Saking asyiknya memancing, si pejabat tidak sadar air sungainya meluap. Banjir!
Si pejabat hanyut dan tidak sadarkan diri. Begitu bangun, dia sudah berada di rumah warga. Betapa beruntungnya dia karena ada orang yang menyelamatkannya. Merasa utang budi, si pejabat ingin berterima kasih kepada warga yang telah menolongnya.
“Kamu tahu tidak saya siapa?” tanya pejabat ke laki-laki di sana.
“Tidak. Tetapi, wajah Bapak sepertinya tidak asing.” Si laki-laki berusaha mengingat. “Memangnya Bapak siapa?”
“Aku ini pejabat negara.”
Si laki-laki akhirnya ingat. Orang ini pernah ia tonton di salah satu acara televisi.
“Karena sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja. Katakan saja keinginanmu.”
“Benar, pak pejabat?”
Si pejabat mengangguk. “Ya, ya, ya. Pasti akan kupenuhi.”
“Kalau begitu, tolong Bapak jangan bilang ke siapapun bahwa saya yang menolong Bapak!”

Baca Juga: Jadwal Kapal PELNI menjelang Libur Natal dan Tahun Baru 2023, Syarat Terbaru dan Harga Tiket Semua Rute

Untuk menganalisis sebuah teks anekdot, perlu beberapa tahapan. Pertama, analisisstruktur teksnya. Kedua, unsur kesastraan teks. Dan ketiga, isi teks anekdot.

Analisis Struktur Teks Anekdot
Pada struktur teks anekdot, setidaknya ada lima hal yang bisa dianalisis, yaitu:
1) Abstrak: Pendahuluan/bagian pembuka.
2) Orientasi: Awal suatu kejadian (saat cerita mulai bergulir).
3) Krisis: Puncak cerita. Biasanya berisi konflik/masalah yang terjadi kepada karakter.
4) Reaksi: Hal yang dilakukan karakter setelah mengalami krisis.
5) Koda: Bagian penutup yang berisi amanat/kritik.

Untuk cerita di atas, paragraf pertama termasuk ke dalam abstrak karena merupakan pembuka. Paragraf kedua termasuk ke dalam orientasi karena akan mengalirkan cerita ke bagian konflik/krisis.

Lalu, di mana bagian krisis? Krisis terjadi dalam perdebatan antara warga dengan pejabat. Pejabat dengan “sombong”-nya memamerkan status dirinya. Di sisi lain, warga tidak tahu soal itu. Niat warga memang tulus hanya menolong orang yang hanyut, tanpa memandang siapa yang butuh bantuan.

Sementara bagian reaksi adalah saat pejabat memberikan respons terhadap krisis. Yaitu ketika ia akhirnya bilang, “Karena sudah menolongku, kamu boleh minta apa saja”. Pejabat memberikan penawaran atas rasa utang budi karena telah diselamatkan oleh warga.

Halaman:

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x