5 Contoh Teks Anekdot Terbaru 2023 Berdasarkan Strukturnya

- 15 Januari 2023, 17:30 WIB
5 Contoh Teks Anekdot Terbaru 2023 Berdasarkan Strukturnya
5 Contoh Teks Anekdot Terbaru 2023 Berdasarkan Strukturnya /Picabay.com/StartupStockPhotos/

SUDUTBATAM.COM - Teks anekdot adalah sebuah cerita atau kisah singkat yang lucu dan menarik, yang bisa jadi dibuat berdasarkan fenomena atau pengalaman hidup seseorang yang biasanya memiliki makna tersirat didalamnya.

Dalam teks anekdot selalu menyangkut dan mengangkat cerita tentang tokoh-tokoh penting karena teks anekdot yang disampaikan biasanya bertujuan untuk menyindir namun dibalut dengan komedi. Sindiran halus yang disampaikan dalam teks anekdot nggak kasar atau menyakiti seseorang.

Struktur Teks Anekdot

1. Orientasi
merupakan bagian anekdot yang berisi pengenalan kondisi, seperti karakter tokoh yang dimainkan, juga gambaran 5W + 1H, serta masalah apa yang sedang dihadapi tokoh.

Baca Juga: Kumpulan Jadwal Kapal, Rekomendasi Tempat Wisata, hingga Berita Viral Hari Ini

2. Komplikasi
Bagian ini disebut juga krisis atau reaksi. Artinya, bagian yang menceritakan masalah yang dihadapi tokoh dan mengandung humor. Bagian krisis atau komplikasi merupakan bagian yang isinya berupa hal yang membuat orang tertawa dengan segala bentuk kekonyolannya. Sedangkan reaksi adalah tanggapan dari pembaca yang berupa sikap mencela atau menertawakan.

3. Evaluasi
berupa komentar terhadap isi atau pesan yang diceritakan. Bagian reaksi sering disebut sebagai koda yang bersifat pilihan (boleh ada atau tidak).

Beberapa hal lainnya yang harus kalian pelajari mengenai teks anekdot adalah keakuratan sumber informasi. Gunanya untuk menentukan apakah informasi yang disampaikan berupa fakta, opini atau asumsi.

Berikut beberapa contoh teks anekdot berdasarkan struktur pada kurikulum merdeka :

1. Makan Rumput

Beberapa hari yang lalu Pak Prasojo sedang mengendarai Ferarrinya untuk pergi mengunjungi temannya di luar kota. Namun di perjalan Pak Prasojo merasa heran ketika melihat seorang ibu-ibu sedang makan rumput di pinggir jalan. Selama ini Pak Prasojo tahunya manusia hanya makan nasi, bukan makan rumput. Akhirnya, Pak Prasojo memutuskan untuk menghentikan laju mobilnya dan menghampiri ibu tersebut.

Pak Prasojo pun bertanya kepada ibu tersebut. “Maaf, bu. Kenapa ibu makan rumput?”. Dengan wajah memelas, ibu tersebut pun menjawab pertanyaan Pak Prasojo. “Saya lapar, pak. Tapi, saya tidak punya uang untuk membeli makanan. Mendengar jawaban tersebut, Pak Prasojo pun merasa iba. Ia pun meminta ibu pemakan rumput itu untuk naik ke dalam mobil mewahnya.

Akan tetapi, ibu pemakan rumpu tersebut justru menolak permintaan Pak Prasojo. “Maaf, pak. Saya tidak bisa naik ke dalam mobil. Saya punya tujuh anak di rumah dan sama-sama sedang makan rumput”, jelas ibu tersebut. Pak Prasojo langsung menjawab, “Bawa saja ke tujuh anak ibu”.

Seketika ibu tersebut menjadi girang setelah mendengar jawaban Pak Prasojo. Ia pun memanggil semua anak-anaknya untuk naik ke mobil mewah Pak Prasojo. Ketika berada di dalam mobil, anak-anak tersebut pun menjadi senang bukan kepalang. Akhirnya, mereka bisa naik mobil mewah seperti yang dimiliki oleh Pak Prasojo.

Di perjalanan salah satu anak tersebut bertanya kepada Pak Prasojo. “Bapak akan mengajak kami kemana?”. Pak Prasojo menjawab pertanyaan si anak, “Tentu saja saya akan membawa kalian ke rumah saya”, jawab Pak Prasojo dengan ramah. Mendengar jawaban Pak Prasojo membuat anak-anak tersebut menjadi bertambah girang.

“Memangnya kenapa bapak mau membawa kami ke rumah?”, tanya salah satu anak. Semua nampak antusias mendengar jawaban Pak Prasojp yang sedang sibuk menyetir. “Tentu saja karena rumput di rumah saya sudah mulai panjang-panjang. Kalian bisa memakan rumput-rumput tersebut sepuas kalian!”.

Makna Dari Anekdot Tersebut adalah untuk menyindir orang orang yang selalu meminta minta.

2. BBM NAIK

Pak Kardun dan Bu Kardun sedang bekerja menjajakan kue dagangannya dengan berkeliling kota. Hari itu, Jakarta sedang panas sekali dan dagangan mereka masih begitu banyak. Melihat hal tersebut, membuat Pak Kardun dan Bu Kardun menjadi lelah seketika.

Keduanya pun duduk di trotoar jalan dan melamum. Berbagai macam pikiran bergelanyut di kepala mereka. Kenaikan sembako, SPP anak, tunggakan uang kontrakan, uang makan hari ini dan masih banyak lagi kebutuhan yang harus dipenuhi.

Mereka kemudian melihat ke gedung bertingkat yang ada di seberang mereka. Terlihat beberapa orang berpakaian rapih dan necis nampak keluar masuk ke gedung tersebut. Melihat pemandangan tersebut membuat Bu Kardun berkomentar. “Lihat nasib kita, pak. Bekerja seharian saja belum tentu bisa dapat uang. Kuenya habis pun belum tentu bisa balik modal dan tenaga yang kita gunakan”.

“Lihatlah mereka, pak. Sudah rapih, necis begitu . Kerjaan mereka juga di ruangan full AC. Nyaman dan tidak panas. Mereka tentu tidak susah-susah seperti kita. Mereka juga tidak repot memikirkan kebutuhan harian karena pastinya sudah tercukupi dengan gaji mereka. Mereka kemana-mana didanai. Bahkan kalau perlu ke toilet saja didanai”.

“Mereka sendiri kan yang sudah membuat aturan BBM naik tanpa memperhatikan rakyat kecil seperti kita. Satu kali tanda tangan saja, bisa merubah segalanya. Padahal kerjaan mereka cuma duduk dan bergunjing saja. Disuruh rapat malah tidur!:, ucap Bu Kardun kesal sambil menunjuk tulisan di depan gedung mewah tersebut yang bertuliskan Kantor DPR RI.

Makna dari cerita anekdot diatas adalah menyindir orang yang tak bertanggung jawab atas tugasnya sebagai Wakil Rakyat.

3. Bayar Hutang

Di sebuah kampus, ada dua gadis yang berteman akrab yakni Irma dan Salma. Semenjak keduanya bersahabat, Irma sering meminta bantuan kepada Salma terutama soal uang. Irma sering meminjam uang kepada Salma, bahkan kepada teman-temannya yang lain.

Ketika sedang kesulitan dalam hak keuangan, Irma memang selalu meminta bantuan kepada teman-temannya. Namun, saat ditagih Irma justru menghindar. Bahkan, seringkali ia jauh lebih galak dibanding teman-temannya yang menagih hutang.

Pada suatu hari, Salma harus mengerjakan tugas-tugas kampusnya yang menumpuk dalam waktu tiga hari. Salma bingung menyelesaikan seluruh tugas-tugasnya karena di saat bersamaan ia ada acara keluarga yang tidak bisa ditinggal.

Di tengah kebingungan tersebut, Irma datang kepada Salma. Ia ingin kembali meminjam uang kepada Salma. Entah, ini sudah kali berapa Irma meminjam uang kepada Salma. “Sal, bolehkah aku meminjam uang padamu lagi?”, minta Irma dengan nada memelas. “Berapa Ir?”, tanya Salma. “Tidak banyak kok, Sal. Cuman satu juta saja”, kata Irma membuat Salma terkejut.

“Banyak sekali, Ir? Hutangmu saja sudah lebih dari jumlah uang yang mau kamu pinjam ke aku. Sekarang kamu mau pinjam lagi?”, tanya Salma dengan nada ketus. “Duh, maaf deh. Tapi, kali ini aku benar-benar butuh uang. Nanti aku segera kembalikan kok. Sekalian sama hutang-hutangku yang kemarin”, ujar Irma.

Sejenak kemudian, Salma mempunyai inisiatif. “Begini saja. Kamu kerjakan tugasku selama 3 hari ini, nanti aku akan pinjamin kamu uang. Setuju? Kebetulan aku ada acara keluarga yang tidak bisa aku tinggalkan”, kata Salma. Sambil menghela napas Irma menyetujui permintaan Salma, “Baiklah”.

Tiga hari kemudian, Irma mendatangi kelas Salma untuk menyerahkan tugasnya sambil meminta uang pinjaman. “Sal, ini tugasmu sudah selesai. Jadi, mana uang pinjamanmu?”, minta Irma tanpa basa-basi. Sambil menerima tugas yang diberikan Irma dan memeriksanya, Salma berbicara kepada Irma. “Sebelumnya, maaf ya Ir. Coba sekarang hitung terlebih dahulu berapa jumlah hutangmu?”.

“Maksudnya?”, selidik Irma. “Jumlah hutangmu bahkan lebih dari satu juta. Nah, anggap saja aku ini teman yang paling pengertian padamu. Jadi, tugas-tugasku yang kamu kerjakan ini sudah ku anggap sebagai pelunas hutang-hutangmu selama ini. Daripada kamu harus mengembalikannya dalam bentuk uang yang aku tidak tahu kapan kamu bisa mengembalikannya padaku. Impas, ya?”, ujar Salma.

Mendengar perkataan Salma, membuat Irma hanya diam. Walaupun dalam hati, Irma tersindir luar biasa. Terlebih lagi di kelas tersebut banyak teman yang mendengar perkataan Salma.

Makna dari cerita anekdot di atas adalah menyindir teman yang tidak membayar hutang.***

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x