6 Alasan Mengapa Pelajaran Matematika Paling Banyak di Benci

- 5 Februari 2023, 19:45 WIB
6 Alasan Mengapa Pelajaran Matematika Paling Banyak di Benci
6 Alasan Mengapa Pelajaran Matematika Paling Banyak di Benci /Pexels/Paropak Apichodilok

SUDUTBATAM.COM - Banyak orang yang benci dan menganggap matematika adalah salah satu pelajaran yang paling susah dan membosankan.

Anggapan itu memang tidak sepenuhnya benar, apalagi jika kamu tipe orang yang cinta mati dengan pelajaran ini. Karena berkat matematika, kamu bisa menghitung uang dan memperkirakan potongan harga diskon, iya kan?

Namun bagi orang yang kurang suka dengan matematika, mata pelajaran ini dianggap momok, mimpi buruk, dan bikin frustrasi. Imbasnya, mereka akan malas-malasan belajar dan akhirnya mendapatkan nilai yang jelek. Tapi kalau matematika itu mudah, kenapa banyak anak yang kurang menyukai pelajaran ini?

Yap, ada beberapa faktor yang menyebabkan pelajaran ini 'beda' dengan pelajaran lain. Untuk bisa menguasai matematika, kamu harus punya logika yang kuat, punya strategi atau rumus tepat, serta sikap dan mental pantang menyerah.

Baca Juga :Jadwal Lengkap Terupdate, Semua Rute Kapal Pelni Serta Harga Tiket Bulan Februari dan Maret 2023

berikut 6 alasan kenapa pelajaran matematika dibenci banyak orang.

  1. Guru yang membosankan

Matematika adalah pelajaran angka. Jika seorang guru hanya terpaku pada angka dan rumus baku, maka jalannya proses belajar akan terasa membosankan. Kalau sudah begini, siswa akan bosan, ngantuk, dan tak lagi fokus pada pelajaran.

 

Apalagi saat sekolah dasar (SD) dulu, satu guru mengajarkan banyak pelajaran, salah satunya matematika. Jika guru tersebut juga kurang suka matematika, bisa dipastikan suasana pembelajaran akan terasa membosankan. Padahal masa-masa SD adalah tahapan dasar untuk membentuk pondasi pola pikir dalam memandang suatu pelajaran.

  1. Jawabannya sudah jelas: Kalau nggak SALAH, ya BENAR!

Aturan main pelajaran matematika sangat sederhana, kalau nggak salah ya benar. Meskipun kamu sudah menjabarkannya dengan rumus canggih dan penjelasan panjang lebar, tapi kalau jawaban akhirmu salah, maka ya salah.

 

Berbeda dengan pelajaran lain, jawaban kamu mungkin bisa ditolerir dan dianggap benar meski terdapat sejumlah kesalahan. Pelajaran Bahasa Indonesia misalnya, karena jawabanmu panjang lebar, kamu mungkin akan dapat poin kendati jawaban yang kamu berikan sebenarnya salah.

  1. Tidak ada jalan ceritanya, yang ada hanya angka dan angka

Setiap orang suka bercerita. Apalagi jika kisah itu bagus, pasti banyak orang yang mau mendengarkannya. Namun seringkali guru matematika tidak menambahkan cerita ketika sedang mengajar. Alhasil, matematika terasa membosankan.

 

Membangun cerita ketika sedang mempelajari sesuatu adalah metode yang kerap dipakai untuk mengajar. Hampir semua mata pelajaran punya kisah yang dapat diceritakan. Namun matematika tetaplah pelajaran logika dan fakta, tidak semuanya mengandung cerita menarik. Terlebih jika diajarkan pada anak usia dini, mereka akan cepat bosan.

 

  1. Ada banyak rumus untuk memecahkan soal sederhana

Untuk memperoleh angka 15 saja, ada banyak rumus yang bisa kamu pakai, misalnya 5x3, 10+5, atau 18-3. Maksudnya, untuk memecahkan persoalan matematika, kamu bisa memakai berbagai rumus untuk mendapatkan suatu jawaban yang sama.

Inilah yang terkadang membuat siswa kebingungan. Belum lagi ada berbagai rumus dan turunannya. Dalam suatu kondisi, kamu pasti pernah merasa  kebingungan memilih rumus yang hendak kamu gunakan.

  1. Tidak tahu fungsi dan korelasi satu sama lain

Tiada hari tanpa rumus, logika, dan konsep dalam matematika yang terkadang tidak memiliki keterkaitan satu topik dengan lainnya. Yang perlu kamu lakukan adalah memahami konsep, menemukan rumus yang tepat, kemudian menyelesaikan persoalan.

Pada akhirnya, meski kamu sudah benar dalam menjawab soal dan mendapat kepuasan batin, ada pertanyaan yang mungkin mengganjal di benakmu:

  1. Tidak bisa dihapalkan

Hampir semua pelajaran memiliki metode pembelajaran dengan hapalan, contohnya Sejarah, Biologi, Geografi, atau Bahasa Inggris. Lain halnya dengan matematika. Meskipun kamu sudah hapal rumus-rumusnya di luar kepala, belum tentu penerapannya berjalan mulus.

Setiap hari kamu mungkin sudah latihan menggunakan berbagai jenis rumus, namun ketika ujian tiba, kamu nggak bakal menemui soal yang sama. Rumus boleh sama, tapi soalnya beda. Itulah matematika.***

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah