2 Contoh Teks Editorial Terbaru Tentang Sampah dan Banjir Beserta Strukturnya

- 13 Juli 2023, 14:47 WIB
2 Contoh Teks Editorial Terbaru Tentang Sampah dan Banjir Beserta Strukturnya
2 Contoh Teks Editorial Terbaru Tentang Sampah dan Banjir Beserta Strukturnya /Pixabay/
SUDUTBATAM.COM – Berikut ini 2 contoh teks editorial terbaru tentang sampah dan banjir beserta strukturnya.
 
Teks editorial adalah teks yang ditulis oleh seseorang dari suatu redaksi media surat kabar, teks ini ditulis berdasarkan opininya.
 
Jadi, teks editorial itu adalah teks opini yang ditulis oleh seseorang yang bekerja dalam bidang jurnalistik, itu sebabnya teks ini banyak ditemukan di koran.
 
Orang yang menuliskan opininya akan masalah masyarakat atau masalah yang terjadi pada saat itu bukanlah sembarang orang melainkan orang yang tertinggi jabatanya bisa saja pemimpin redaksi berita itu sendiri.
 
Teks editorial ini ditulis berdasarkan fakta dan data, tujuan dari teks editorial adalah untuk mengajak para pembaca agar pembaca memikirkan sejenak isu yang terjadi di masyarakat saat ini supaya masyarakat bisa berpikir positif.
 
Pada teks editorial terdapat tiga struktur yaitu: pernyataan pendapat atau tesis, argumentasi dan penegasan ulang pendapat atau reiteration.
 
Berikut di bawah ini 2 contoh teks editorial terbaru tentang sampah dan banjir beserta strukturnya.
 
Teks 1 “Sampah”
(Tesis)
Membuang sampah sembarangan sudah menjadi kebiasaan atau tradisi bagi sebagian masyarakat di Indonesia. Dikatakan dengan kebiasaan lantaran memang sering terlihat aneka macam warga yang masih membuang sampah tidak pada tempatnya.Terkadang tempat sampah sudah tersedia namun masyarakat seakan-akan tidak melihatnya dan malah membuang sampah tersebut dimana-mana. Namun, terkadang juga memang kurangnya pemerintah dalam menyediakan tempat sampah.
 
Masyarakat yang membuang sampah tidak mengenal usia, jenis kelamin, dan status pekerjaan. Baik itu dari kalangan remaja, kalangan orangtua,  bahkan belum dewasa pun sering membuang sampah sembarangan. Mungkin belum dewasa tersebut membuang sampah sembarangan lantaran mereka melihat kebiasaan dari orang tuanya yang tidak pernah menjaga kebersihan lingkungan, salah satunya sering membuang sampah sembarangan.
 
(Argumentasi)
Kebiasaan membuang sampah dilakukan oleh masyarakat secara terang-terangan di depan umum tanpa rasa aib dan bersalah sedikitpun. Mereka yang membuang sampah sembarangan itu tidak memikirkan bagaimana kalau orang lain yang melihat perbuatannya.
 
Di Sisi lain, mereka saat melihat orang lain yang membuang sampah sembarangan tidak ada yang menegur, bahkan mereka sama sekali tidak memperdulikan hal tersebut. Dari ketidakpedulian tersebut telah menjadikan acara membuang sampah itu sulit tidak boleh dan lambat laun menjadi sebuah kebiasaan.
 
Biasanya masyarakat yang tinggal di tempat Ibu Kota yang di bersahabat sungai-sungai yang sering melaksanakan acara tersebut. Mereka sering membuang sampah ke Sungai lantaran memang minimnya tempat pembuangan sampah, jadi mereka membuangnya ke Sungai. Masyarakat menjadikan sungai sebagai tempat sampah sampai pada alhasil sungai menjadi tercemar, disebabkan banyaknya tumpukan sampah di Sungai.
 
Tumpukan sampah yang menggenang di sungai tersebut tolong-menolong sanggup menjadikan banjir. Banjir juga merupakan salah satu dilema di Jakarta selain dilema sampah. Banyak masyarakat Jakarta yang memang sering mengeluh atas banjir yang terjadi, bahkan mereka menyalahkan pemerintah yang tidak benar mengurusi dilema banjir. Padahal tanpa mereka sadari penyebab banjir yang terjadi akhir perbuatan mereka sendiri yang membuang sampah sembarangan ke sungai.
 
(Penegasan Ulang)
Padahal seluruh masyarakat banyak yang menginginkan dan mendambakan lingkungan hidup tempat tinggal mereka itu sehat dan bersih. Namun, semua itu tampaknya hanya mimpi saja. Tentu saja itu semua hanya mimpi. Dari masyarakatnya sendiri pun tidak pernah mau menjaga kebersihan lingkungan tempat tinggal mereka.
 
 
Teks 2 “Banjir Bagian dari Indonesia”
(Tesis)
Bencana banjir menjadi salah satu bencana yang kerap kali melanda di negara Indonesia. Banjir pada umumnya berlangsung pada musim hujan. Namun yang ditanyakan, apakah banjir ini murni dikarenakan adanya curah hujan tinggi atau sebab ulah manusia? Faktanya, mayoritas dari bencana banjir memiliki faktor utama yang disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri.
 
(Argumentasi)
Sebagai salah satu contoh yaitu kasus banjir yang kerap melanda wilayah DKI Jakarta. Jakarta mempunyai jumlah penduduk yang padat sehingga memiliki lahan serapan yang sangat sedikit. Tak hanya padatnya jumlah penduduk, masyarakatnya pun sangat teredukasi terkait masalah kesehatan lingkungan.
 
Banyak dari mereka juga terbiasa dalam membuang sampah sembarangan, seperti membuangnya di sungai. Alhasil, sampah tersebut akan menumpuk dan membuat aliran air menjadi terhambat. Baru pada saat curah hujan tinggi, sungai kemudian meluap dan menyebabkan banjir.
 
(Penegasan Ulang)
Tak hanya di kota Jakarta, banjir – banjir yang berada di daerah lain juga dikarenakan oleh faktor yang serupa. Maka dari situlah, perlu sekali adanya kesadaran masyarakat jika mencegah lebih baik daripada mengobati. Jangan kemudian pada saat telah terjadi banjir baru jera dan pada saat musim kemarau diulangi kembali.
 
Itulah 2 contoh teks editorial terbaru tentang sampah dan banjir beserta strukturnya.***

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x