Warga Sempadan Bertransisi Jadi Pengekspor Rumput Laut, Ditopang 'Ikan' Sekaligus 'Kail' dari PLN Batam

- 15 Desember 2021, 20:56 WIB
Rengkam yang dijemur warga Amat Belanda, Belakangpadang, Batam.
Rengkam yang dijemur warga Amat Belanda, Belakangpadang, Batam. /Sudutbatam / Fadhil/

Transisi mata pencaharian warga Amat Belanda yang kini menjadi pengolah rumput laut coklat atau rengkam, berkontribusi terhadap peningkatan ekspor komoditas tersebut ke luar negeri. Bahkan, pada awal tahun lalu, tercatat sebanyak 79,5 ton rumput laut kering asal Batam diekspor ke China. Di Negeri Tirai Bambu, rengkam digunakan sebagai suplemen pakan ternak dan juga bahan pembuatan kosmetik.

Kepala Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan (BKIPM), Rina, mengungkapkan, ekspor rumput laut dari Batam mengalami peningkatan yang signifikan di awal 2021. Sebagai gambaran, pada triwulan pertama 2021 atau periode Januari hingga Maret, ekspor rumput laut mencapai 907,9 ton dengan nilai Rp 3,13 miliar. Angka ini hampir setengah volume ekspor rumput laut selama tahun 2020, yakni 1.149,92 ton dengan nilai ekspor Rp 4,09 miliar. 

"Ini peningkatan yang luar biasa, baru awal tahun sudah hampir setengah dari total ekspor tahun lalu," jelasnya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Karantina Ikan Pengendalian Mutu (SKIPM) dan Keamanan Hasil Perikanan Kelas I Batam, Anak Agung Gede Eka Susila, menambahkan, peningkatan ini menjadi bukti bahwa masyarakat Batam mulai tertarik dan menjadikan rumput laut sebagai mata pencaharian alternatif. Jika semula dianggap sampah yang mengotori tepi pantai, kini masyarakat mendapatkan manfaat langsung dari rumput laut jenis Sargassum SP ini.

"Bahkan, menghasilkan devisa negara setelah bisa diekspor. Saat ini rumput laut menjadi primadona masyarakat pulau-pulau di Kota Batam," urainya.

SKIPM Batam mencatat, saat ini ada sekitar seribuan masyarakat nelayan yang menggeluti usaha mengolah rumput laut. Dari usaha tersebut, penghasilan rata-rata mereka mencapai Rp5-6 juta per bulan.

Seperti diketahui, Indonesia merupakan produsen rumput laut terbesar kedua setelah China, dan rumput laut menjadi salah satu ekspor komoditas unggulan Indonesia karena memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Bahkan, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menjadikan rumput laut sebagai salah satu produk andalan ekspor.

"KKP fokus pada ekspor komoditas unggulan Indonesia yang memiliki nilai ekonomi tinggi, yaitu udang, lobster dan rumput laut," ucap Menteri KKP, Sakti Wahyu Trenggono melalui rilis, beberapa waktu lalu. 

Bantuan PLN Batam, dari Bibit hingga Gudang Penampungan

Keberhasilan warga Pulau Amat Belanda menjadi pengekspor rumput laut, tentu tak lepas dari peran salah satu perusahaan di Kota Batam yakni PLN Batam. Sejak awal, PLN Batam turut memberikan bantuan sebanyak 100 unit keramba jaring apung dan 3,7 ton bibit rumput laut jenis eucheuma cottonii kepada warga hinterland tersebut yang diberikan pada bulan April 2020 lalu. Untuk memaksimalkan keramba jaring apung yang sudah tersedia serta melihat potensi alam lainnya, maka 50 unit dijadikan rakit apung sebagai alat untuk memaksimalkan pengambilan rumput laut, sedangkan 50 unit lagi dipergunakan untuk proses pengeringan rumput laut coklat. 

Halaman:

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x