Contoh Teks Khutbah Jumat Bahasa Jawa Tema Meningkatkan Iman dengan Tafakur, Lengkap dengan Bahasa Indonesia

- 23 Februari 2023, 13:10 WIB
Berikut ini khutbah Jumat Bahasa Jawa berbagai tema yang dilengkapi dengan artinya.
Berikut ini khutbah Jumat Bahasa Jawa berbagai tema yang dilengkapi dengan artinya. /

Gunung-gunung kang madeg teguh, segara lan samodra kang jembar samudayaning pesonane, jembare langit kang nutupi, lan bumi kang jumeneng, iku kabeh katitahake supaya tansah eling marang agunging pangwasane Gusti.

Kanthi ngrenungaken kanthi jero babagan ciptaan-Nya, insya Allah kualitas iman kita tansah mundhak. Wonten ing Al-Qur'an dipunandharaken,

Artinya:
Kedua ayat ini menjadi dasar bahwa kualitas iman seorang muslim bisa bertambah dan berkurang. Cara mengindentifikasinya adalah dengan melihat intensitas ibadah yang dilakukannya. Jika ibadahnya rajin maka menujukkan kualitas imannya sedang bagus, sebaliknya jika intensitasnya rendah maka kualitasnya sedang turun. (Imam Nawawi, Al-Minhaj Syarah Sahih Muslim, 1929: juz I, hlm. 146)

Salah satu upaya yang bisa kita lakukan untuk meningkatkan dan merawat kualitas iman adalah dengan tafakkur, yaitu melakukan perenungan mendalam terhadap kekuasaan Allah atau hal-hal bernilai ukhrawi seperti mengingat banyaknya dosa yang sudah kita perbuat, merenungi kematian dan hari pembalasan, dan sebagainya.

Jamaah shalat Jumat yang dimuliakan Allah
Salah satu tujuan Allah menciptakan alam semesta ini adalah agar kita senantiasa merenungi tanda-tanda kekuasaan Sang Maha Pencipta.

Gunung-gunung yang berdiri kokoh, laut dan samudera yang luas dengan segala pesonanya, bentangan langit yang menaungi, dan bumi tempat kita berpijak, semua ini diciptakan agar kita selalu mengingat betapa agung kekuasaan Allah.

Dengan merenungi secara mendalam ciptaan-ciptaan-Nya, insya Allah kualitas iman dalam diri kita selalu bertambah. Dalam Al-Qur’an disebutkan,

الَّذِيْنَ يَذْكُرُوْنَ اللّٰهَ قِيَامًا وَّقُعُوْدًا وَّعَلٰى جُنُوْبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُوْنَ فِيْ خَلْقِ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۚ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هٰذَا بَاطِلًاۚ سُبْحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

Artinya, “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk, atau dalam keadaan berbaring, dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Tuhan kami, tidaklah Engkau menciptakan semua ini sia-sia. Mahasuci Engkau. Lindungilah kami dari azab neraka.” (QS. Ali Imran [3]: 191)

Bahasa Jawa:
Imam Ibnu Katsir ing tafsir nyathet pangandikaning kawicaksanan, "Wong sing weruh titah Allah nanging ora mikir kanggo njupuk pelajaran, banjur apa sing katon mung bakal peteng ati." Bisyr bin Haris al-Hafi uga ngendika, "Yen ana wong sing mikirake keagungan Allah, mula dheweke ora bakal duwe kepinginan kanggo nindakake tumindak maksiat."

Halaman:

Editor: Niken Nurfujitania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah