Contoh Kultum Tarawih Ramadhan Singkat 7 Menit Malam ke-7 Puasa, Lengkap Beserta Dalilnya

- 27 Maret 2023, 07:15 WIB
Ilustrasi Materi Kultum Ramadhan/Freepik
Ilustrasi Materi Kultum Ramadhan/Freepik /

Termasuk keutamaan itu, adalah tiga kado istimewa bulan suci Ramadhan, yaitu rahmat (kasih sayang Allah), ampunan (maghfirah), dan masuk ke surga-Nya (terbebas dari api neraka), Rasulullah SAW bersabda dalam salah satu haditsnya:

أَوَّلُ شَهْرِ رَمَضَانَ رَحْمَةٌ، وأَوْسَطُهُ مَغْفِرَةٌ، وَآخِرَهُ عِتْقٌ مِنَ النَّارِ

Artinya: "Awal Bulan Ramadhan adalah rahmat, pertengahannya ampunan, dan akhirnya pembebasan dari api neraka." (Ibnu Khuzaimah)

Memang, kualitas hadits di atas dhaif (lemah) sebagaimana dijelaskan oleh Imam as-Suyuthi dalam kitabnya, Jami'ul Ahadits. Sebab, hadits di atas diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah dalam kitab Sahih-nya dan bersumber dari Ali ibn Zaid ibn Jad'an yang divonis oleh para ulama sebagai orang yang dhaif. Sementara orang yang meriwayatkan hadits tersebut dari Ali ibn Zaid adalah Yusuf bin Ziyad yang divonis dhaif parah (dhaif jiddan). (Imam Suyuthi, Jami'ul Ahadits, t.t. juz 23, h. 176)

Meski demikian, hadits dhaif yang menjelaskan fadha'ilul a'mal (keutamaan amal ibadah) seperti keutamaan bulan puasa di atas, para ulama membolehkan untuk disampaikan ke publik dan diamalkan, selagi tidak berkaitan tentang akidah seperti menjelaskan keesaan Allah atau tentang hukum syariat seperti hukum shalat, puasa, dan lain sebagainya.

Mendapat rahmat atau kasih sayang Allah merupakan sesuatu yang sangat penting dan sebisa mungkin seorang Muslim meraihnya. Sebab, peran rahmat Allah sangat besar bagi seorang hamba di akhirat kelak. Bisa jadi seseorang merupakan hamba yang taat, rajin ibadah, dan lain sebagainya. Akan tetapi, jika tidak mendapat rahmat Allah dan ibadahnya tidak diterima, na'udzubillah, amalnya hanya sia-sia.

Berkaitan dengan ini, penting untuk kita simak kisah seorang hamba taat yang beribadah selama 500 tahun, tapi ia masuk surga bukan karena ibadahnya, melainkan karena rahmat Allah. Kisah ini diriwayatkan oleh al-Hakim dalam al-Mustadrak-nya.

Pada waktu itu, Malaikat Jibril as bercerita kepada Nabi Muhammad SAW, "Hai, Muhammad! Demi Allah yang telah menugaskan engkau menjadi nabi. Allah memiliki seorang hamba yang ahli ibadah. Hamba tersebut hidup dan beribadah selama 500 tahun di atas gunung."

Baca Juga: Contoh Kultum Ramadhan Singkat 5 Menit, Lengkap Beserta dengan Dalil dan Artinya

Halaman:

Editor: Niken Nurfujitania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x