Tapi, Abu Bakar masih merasa kecewa terhadap Misthah lantaran keterlibatannya dalam penyebaran berita dusta. Gegara itu, Abu Bakar pun berniat untuk memberhentikan bantuan kepada Misthah.
Maka Allah memberi teguran dengan halus kepada Abu Bakar,
وَلَا يَأْتَلِ اُولُو الْفَضْلِ مِنْكُمْ وَالسَّعَةِ اَنْ يُّؤْتُوْٓا اُولِى الْقُرْبٰى وَالْمَسٰكِيْنَ وَالْمُهٰجِرِيْنَ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ ۖوَلْيَعْفُوْا وَلْيَصْفَحُوْاۗ اَلَا تُحِبُّوْنَ اَنْ يَّغْفِرَ اللّٰهُ لَكُمْ ۗوَاللّٰهُ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
Wa lā ya`tali ulul-faḍli minkum was-sa’ati ay yu`tū ulil-qurbā wal-masākīna wal-muhājirīna fī sabīlillāhi walya’fụ walyaṣfaḥụ, alā tuḥibbụna ay yagfirallāhu lakum, wallāhu gafụrur raḥīm
“Dan janganlah orang-orang yang mempunyai kelebihan dan kelapangan di antara kamu bersumpah bahwa mereka (tidak) akan memberi (bantuan) kepada kerabat(nya), orang-orang miskin dan orang-orang yang berhijrah di jalan Allah, dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nur: 22)
Setidaknya ada dua faedah yang bisa kita ambil dari ayat di atas;
Pertama, memaafkan adalah perbuatan yang lebih mulia daripada memendam rasa kecewa.
Kedua,dengan memaafkan sesama, Allah akan mengampuni semua dosa-dosa kita.
Baca Juga: 5 Contoh Kultum Singkat Ramadhan 2023, Lengkap degan Judul dan Dalilnya