Khutbah Jumat 2 Juni 2023 Tentang Beragama dengan Totalitas Alias Sepenuh Jiwa

- 1 Juni 2023, 08:45 WIB
Khutbah Jumat 2 Juni 2023 Tentang Beragama dengan Totalitas Alias Sepenuh Jiwa
Khutbah Jumat 2 Juni 2023 Tentang Beragama dengan Totalitas Alias Sepenuh Jiwa /unsplash.com/ @masjidpogungraya

فَيُعْطَى هَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ وَهَذَا مِنْ حَسَنَاتِهِ

“Nah, kemudian pahala kebaikan orang yang ini pun akan diberikan kepada orang yang ini, orang yang ini pahalanya diberikan kepada orang ini.”

فَإِنْ فَنِيَتْ حَسَنَاتُهُ قَبْلَ أَنْ يُقْضَى مَا عَلَيْهِ أُخِذَ مِنْ خَطَايَاهُمْ فَطُرِحَتْ عَلَيْهِ ثُمَّ طُرِحَ فِي النَّارِ

“Apabila pahalanya yang dibuat menebus sudah habis, dosa dari orang yang didzalimi akan diberikan kepada orang ini. Lalu, dimasukkanlah ia ke dalam api neraka.”

Ma’asyiral muslimin rahimakumullah, Perlu disadari bahwa beragama bukan hanya sebatas teori dan kognisi. Tidak sebatas tahu jika mencuri dan mengambil hak orang lain itu dilarang, namun nyatanya tetap melakukannya.

Tahu jika berbohong itu perbuatan dosa, namun tetap mengerjakannya. Antara sisi kognitif (akal), psikomotor (tindakan) dan afektif (sikap) dalam beragama seharusnya berjalan seiringan. Sehingga beragama bukan hanya dikulitnya saja, namun benar-benar mampu mempraktikan esensi dan nilai-nilai yang diajarkan oleh agama. Beragama dengan sepenuh hati dan jiwa inilah yang menjadi cara untuk menyempurnakan keislaman kita.

Di sinilah pentingnya mengolah karunia Allah swt berupa hati nurani dan nafsu. Dua hal ini merupakan kekuatan yang jika diolah dengan baik akan mampu menjadikan kita golongan orang yang selamat dan mampu beragama dengan totalitas. Hati nurani selalu membisikkan kepada kita hal-hal yang baik seperti kejujuran, keadilan, dan berkata yang baik dan benar dan sejenisnya.

Namun di sisi lain, nafsu menyeret kita kepada tindakan-tindakan ceroboh yang dapat menjerumuskan pada jurang kehinaan seperti merasa hebat dan sombong, merasa lebih dari orang lain, dan sejenisnya. Maka jika nafsu telah menguasai diri, sikap merasa paling sempurna, menyepelekan orang lain, dan sombong pun akan bersemayam pada diri seseorang.

Termasuk jika beragama hanya dengan nafsu. Agama akan dijadikan alat kepentingan untuk memperoleh apa yang diinginkan. Jika nafsu telah menguasai, maka seseorang akan beragama dengan mementingkan kulitnya saja dari pada isi ajaran agama itu sendiri. Mari renungkan firman Allah swt:

ضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ اَيْنَ مَا ثُقِفُوْٓا اِلَّا بِحَبْلٍ مِّنَ اللّٰهِ وَحَبْلٍ مِّنَ النَّاسِ وَبَاۤءُوْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللّٰهِ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الْمَسْكَنَةُ ۗ

Halaman:

Editor: Iwan Sahputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x