Para Pengungsi Butuh Nutrisi, Kata Ahli Gizi IPB: Tambahkan Telur dan Sayuran Berwarna Dalam Mie Instan

- 8 Desember 2022, 18:02 WIB
Presiden Joko Widodo meninjau posko pengungsian di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa, 7 Desember 2021.
Presiden Joko Widodo meninjau posko pengungsian di Lapangan Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur, pada Selasa, 7 Desember 2021. /BPMI Setpres/
SUDUTBATAM.COM- Menuju tahun 2023 semenjak bulan November Indonesia sudah beberapa kali diberi musibah bencana alam.
 
Seperti gempa di Cianjur dan Sukabumi baru-baru ini terjadi hingga luapan larva gunung Sumeru.
 
Berkumpul dan tinggal bersama dipengungsian adalah jalan akhir bagi mereka yang kehilangan harta benda dunia.
 
Banyak para dermawan berbondong-bondong membantu meringankan beban para korban bencana dengan memberikan pakaian, selimut, perlengkapan anak seperti pempers dan lainnya hingga makanan menjadi hal yang terpenting.
 
Namun menurut Pakar gizi IPB University Prof. Ahmad Sulaeman mengatakan dalam kondisi bencana, korban yang mengalami trauma dan stres membutuhkan zat gizi yang lebih lengkap dan banyak.
 
 
“Selama bencana kita terlalu mengandalkan kepada makanan instan seperti mie instan. Padahal mie instan tidak lengkap gizinya,” kata Ahmad dikutip dari ANTARA dikonfirmasi di Cianjur.
 
Ia menjelaskan masyarakat terdampak bencana yang tinggal di pengungsian tidak cukup hanya sekedar sumber energi, namun juga diperlukan yang meningkatkan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral yang berfungsi meningkatkan imunitasnya, selain itu juga membutuhkan makanan yang praktis dan mudah disiapkan.
 
“Jadi kalaupun terpaksa harus mie instan, perlu dilengkapi dengan banyak sayuran berwarna dan sumber protein seperti telur dan susu,” ujar Dosen Ilmu Gizi itu.
 
Selain itu, buah-buahan perlu banyak disuplai untuk meningkatkan asupan antioksidan. Makanan yang bisa menjadi sumber probiotik seperti yoghurt perlu diberikan untuk kesehatan perut (organ pencernaan) yang merupakan otak kedua dari manusia.
 
“Pencernaan yang akan menentukan kesehatan seluruh tubuh serta mencegah stres dan turunnya imunitas,” ujarnya menerangkan.
 
Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia itu menjelaskan, kebutuhan zat gizi dalam keadaan bencana di mana penuh dengan trauma, stres  dan ketakutan akan semakin meningkat. Karena itu makanan makanan yang bisa memperbaiki mood dan menenangkan sangat diperlukan
 
Ahmad mencontohkan, makanan yang bisa dikonsumsi praktis bagi pengungsi makan sepinggan saja seperti bubur labu kuning lengkap bumbu-bumbu seperti seledri, keju, telur dan ikan.
 
“Selain itu minuman teh dan kopi tidak masalah diberikan,” paparnya.
 
Alternatif lainnya adalah pemerintah perlu membangun pabrik pengolahan makanan darurat yang sudah diformulasikan sedemikian rupa sehingga gizinya mencukupi.
 
“Bukan hanya cukup tapi juga disesuaikan dengan sasaran bantuan. Misalnya, untuk anak-anak terlebih balita kan tidak bisa diberi mie instan, perlu makanan khusus yang dirancang untuk golongan usia tersebut,” kata Ahmad.
 
Disejumlah tenda pengungsian, hampir semua pengungsi menyimpan bantuan logistik berupa mie instan. Selain itu menu makanan di posko pengungsian juga menyajikan hidangan dengan mie instan.***

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x