Lagi Viral di Medsos Tentang ADHD, Apa itu ADHD dan Gejala yang Dialami Oleh Penderita?

- 6 Juni 2023, 10:46 WIB
Apa itu ADHD. Pixabay
Apa itu ADHD. Pixabay /

SUDUTBATAM.COM – Akhir-akhir ini viral di media sosial tentang ADHD atau Attention Deficit Hyperactivity Disorder, ini berawal dari seseorang pengguna media sosial yang mengaku bahwa dirinya mengidap ADHD lantaran tingkah lakunya.

Apa itu ADHD, menurut CDC ADHD adalah salah satu gangguan perkembangan saraf yang paling umum pada masa kanak-kanak. Biasanya pertama kali didiagnosis pada masa kanak-kanak dan sering berlangsung hingga dewasa.

Anak-anak dengan ADHD mungkin mengalami kesulitan untuk memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif (mungkin bertindak tanpa memikirkan apa akibatnya nanti), atau menjadi terlalu aktif.

Gejala dan Symptoms

Ini merupakan hal yang normal bagi anak-anak untuk mengalami kesulitan fokus dan berperilaku pada satu waktu atau lainnya. Namun, anak-anak dengan ADHD tidak tumbuh begitu saja dari perilaku ini. Gejalanya berlanjut, bisa parah, dan bisa menyebabkan kesulitan di sekolah, di rumah, atau dengan teman.

Seorang anak dengan ADHD mungkin:

- banyak melamun
- melupakan atau kehilangan banyak hal
- menggeliat atau gelisah
- terlalu banyak bicara
- membuat kesalahan ceroboh atau mengambil risiko yang tidak perlu
- sulit menahan godaan
- kesulitan mengambil giliran
- mengalami kesulitan bergaul dengan orang lain

Penyebab dari ADHD

Para ilmuwan sedang mempelajari penyebab dan faktor risiko dalam upaya menemukan cara yang lebih baik untuk mengelola dan mengurangi kemungkinan seseorang menderita ADHD.

Penyebab dan faktor risiko ADHD tidak diketahui, tetapi penelitian saat ini menunjukkan bahwa genetika memainkan peran penting. Studi terbaru menghubungkan faktor genetik dengan ADHD.

1. Genetika: ADHD cenderung diturunkan dalam keluarga, menunjukkan komponen genetik. Penelitian telah menunjukkan bahwa anak-anak dengan riwayat keluarga ADHD lebih mungkin mengembangkan gangguan itu sendiri. Gen tertentu yang terkait dengan fungsi otak dan regulasi neurotransmitter telah terlibat dalam ADHD.

2. Perbedaan Otak: Studi pencitraan otak telah menemukan perbedaan struktural dan fungsional pada otak individu dengan ADHD. Perbedaan ini terutama melibatkan daerah yang bertanggung jawab atas perhatian, kontrol impuls, dan fungsi eksekutif.

3. Ketidakseimbangan Neurotransmitter: ADHD telah dikaitkan dengan ketidakseimbangan pada neurotransmiter tertentu, seperti dopamin dan norepinefrin, yang berperan dalam mengatur perhatian dan perilaku.

4. Faktor Lingkungan: Faktor prenatal dan anak usia dini dapat berkontribusi pada perkembangan ADHD. Merokok ibu, penggunaan alkohol atau narkoba selama kehamilan, kelahiran prematur, berat badan lahir rendah, dan paparan racun lingkungan (misalnya timbal) telah dipelajari sebagai faktor risiko potensial.

5. Cedera atau Kerusakan Otak: Dalam beberapa kasus, cedera otak traumatis atau kondisi neurologis dapat menyebabkan gejala yang menyerupai ADHD.***

Editor: Iwan Sahputra


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x