1 Mei Hari Apa? Ini Sejarah dari May Day atau Labor Day

28 April 2023, 09:25 WIB
1 Mei Hari Apa? Ini Sejarah dari May Day atau Labor Day /Hafidz Mubarak A/ANTARA FOTO

SUDUTBATAM.COM - May Day atau Hari Buruh adalah hari libur umum yang dirayakan di banyak negara di dunia.

Liburan didedikasikan untuk mengakui kontribusi dan perjuangan gerakan buruh, dan memperjuangkan hak-hak pekerja. Sejarah May Day dimulai pada akhir abad ke-19, dan asal-usulnya berakar pada gerakan buruh.

Hari Buruh pertama dirayakan di Amerika Serikat pada tanggal 5 September 1882, di New York City. Liburan tersebut diselenggarakan oleh Serikat Buruh Pusat untuk menghormati kontribusi para pekerja terhadap perekonomian negara. Acara tersebut menampilkan parade dan piknik, dan dihadiri oleh ribuan pekerja dari seluruh kota.

Gagasan liburan untuk merayakan pekerja dengan cepat mendapatkan popularitas, dan segera kota dan negara bagian lain mulai mengadakan perayaan Hari Buruh mereka sendiri.

Pada tahun 1894, Hari Buruh diakui sebagai hari libur nasional di Amerika Serikat, dan menjadi simbol keberhasilan gerakan buruh dalam memperjuangkan hak-hak buruh.

Sejarah May Day juga terkait erat dengan gerakan buruh. Tanggal 1 Mei dipilih sebagai tanggal Hari Buruh Internasional tahun 1889, pada kongres pertama Internasional Kedua, sebuah federasi partai sosialis dan buruh.

Keputusan itu dibuat untuk memperingati perselingkuhan Haymarket, sebuah protes buruh yang berlangsung di Chicago pada tahun 1886.

Perselingkuhan Haymarket dimulai sebagai unjuk rasa damai untuk menuntut hari kerja delapan jam. Namun, peristiwa tersebut berubah menjadi kekerasan ketika sebuah bom dilemparkan ke arah massa yang menewaskan beberapa orang dan melukai lebih banyak lagi.

Insiden tersebut berujung pada penangkapan dan pengadilan beberapa pemimpin buruh, yang dituduh menghasut kekerasan. Empat pemimpin dieksekusi, dan acara tersebut menjadi seruan bagi gerakan buruh.

Perayaan May Day di seluruh dunia seringkali meliputi parade, unjuk rasa, dan acara lain yang menghormati kontribusi pekerja dan perjuangan hak-hak pekerja.

Di banyak negara, hari libur juga menjadi waktu untuk mengakui peran serikat pekerja dan organisasi lain yang memperjuangkan hak-hak pekerja dan keadilan sosial.

Di Amerika Serikat, Hari Buruh telah menjadi hari libur populer yang dirayakan dengan parade, barbekyu, dan acara lainnya.

Namun, hari raya tersebut juga dikritik karena terlalu dikomersialkan dan kehilangan tujuan awalnya yaitu mengakui kontribusi pekerja dan memperjuangkan hak-hak pekerja.

Di negara lain, May Day dirayakan dengan makna politik yang lebih besar. Di banyak negara Eropa, May Day adalah waktu bagi serikat pekerja dan partai politik untuk memperjuangkan hak-hak pekerja dan keadilan sosial.

Di beberapa negara, hari libur tersebut merupakan hari libur nasional, dan banyak bisnis serta kantor pemerintahan tutup.

Dalam beberapa tahun terakhir, May Day telah menjadi waktu protes dan demonstrasi di banyak bagian dunia. Protes ini seringkali berfokus pada isu-isu seperti hak-hak pekerja, imigrasi, dan keadilan sosial.

Beberapa protes Hari Buruh terbesar telah terjadi di negara-negara seperti Prancis, Jerman, dan Yunani, di mana para pekerja dan aktivis turun ke jalan untuk menuntut perubahan.

Terlepas dari perbedaan cara merayakan hari raya di seluruh dunia, May Day dan Hari Buruh tetap menjadi pengingat penting akan perjuangan dan kontribusi gerakan buruh.

Perjuangan untuk hak-hak pekerja dan keadilan sosial berlanjut hingga hari ini, dan hari raya tersebut menjadi pengingat akan pentingnya membela apa yang benar dan adil.

Kesimpulannya, May Day atau Hari Buruh adalah hari libur penting yang merayakan kontribusi pekerja dan perjuangan hak-hak pekerja. Sejarah hari raya dimulai pada akhir abad ke-19, dan asal-usulnya berakar pada gerakan buruh.

May Day dan Hari Buruh dirayakan di seluruh dunia, dengan tradisi dan kebiasaan yang berbeda tergantung pada negaranya. Namun, hari raya tersebut tetap menjadi pengingat penting akan perjuangan yang sedang berlangsung untuk hak-hak pekerja dan keadilan sosial.***

Editor: Iwan Sahputra

Terkini

Terpopuler