Viral Video 2 Santriwati Menangis Dipaksa Hancurkan Ponsel Sendiri

- 22 November 2021, 09:20 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /Pixabay/VIJENDRAKUSHWAH

SUDUTBATAM.COM - Sebuah video yang memperlihatkan santriwati dipaksa menghancurkan ponselnya sendiri beredar di media sosial.

Dua orang santriwati berseragam kuning tersebut direkam saat sedang menghancurkan ponsel mereka dengan palu.

Keduanya pun tampak tak bisa menahan air mata, hingga akhirnya menghancurkan ponsel sambil menangis.

Salah satu santriwati terlihat menghancurkan ponselnya dengan sekuat tenaga, hingga bagian layarnya hancur.

Sementara sebelah tangannya digunakan untuk menutup mulut dan hidung, sambil terus menangis.

Baca Juga: 62 Keluarahan di Batam Nol Kasus Covid-19

Sedangkan satu santriwati lainnya hanya memukulnya sebanyak tiga kali sebelum akhirnya menelungkupkan kepala karena sedih.

Dia tampaknya menangis karena tak kuasa harus menghancurkan ponselnya tersebut.

Isak tangis keduanya pun terdengar di video yang beredar.

"Lagi, lagi, lagi, Cici lagi tuh," ucap wanita yang merekam video tersebut, dikutip Sudutbatam.com dari akun Instagram @kameraperistiwa, Senin, 22 November 2021.

Sampai saat ini, belum diketahui di mana lokasi kejadian tersebut berlangsung.

Baca Juga: Motor Sport Adventure Touring CB150X Milik Honda, Hadir di Sirkuit Mandalika

Akan tetapi, berdasarkan keterangan di dalam video, kejadian tersebut terjadi pada 22 September 2021 lalu.

https://www.instagram.com/p/CWfVTOhPCTx/?utm_source=ig_embed&ig_rid=5ca32bf8-85fe-4354-b583-384fa7877e12

Melihat hal itu, netizen pun pro dan kontra dalam menanggapi permasalahan tersebut.

Ada yang merasa kasihan karena ponsel tersebut dibeli dari hasil jerih payah orangtua santri, tetapi banyak juga yang membela pihak pesantren.

"Saya bayangin ortunya yang setengah mati beli HP, pasti hatinya hancur seperti HP itu. Sedih saya merasakan gimana, berusaha yang terbaik untuk anaknya. Jika saya di posisi itu, anak saya pindahkan tempat lain. Menurut saya ini sadis, jiwa kasih tidak ada. Walaupun ada peraturan, hati nurani harus tetap ada," tutur pemilik akun @veroni**dew***.

Baca Juga: Lagoi Bintan Dipastikan Siap Terima Kunjungan Wisatawan Asing

"Udah aturan, mau berkabar ada wartel kok, ada pemimpin pondok. Adik saya santriwati juga tidak diperbolehkan bawa HP. sama aturannya begitu. Kalau masalah era digitalisasi, mereka gak gaptek (gagap teknologi) kok. Malah lebih pintar dari saya padahal saya lebih mengikuti perkembangan digital. Anak sekarang lebih cepat belajar. Jadi gak usah komentar negatif, aturan tetap aturan. Kalau aturan banyak dimaklumi nanti aturan lain dilanggar dan minta dimaklumi," kata pemilik akun @nhah***.

"Iya.. iya... udah peraturan emang. Tapi ya apa gak bisa sedikit dinalar. Gak semua yang mondok itu yang berduit. Bisa aja sampai jual kambing buat beliin si anak HP. Kan bisa disita dulu, dan baru dikembalikan pas masa mondok habis. Itu sih kalau menurut nalar saya," ujar pemilik akun @pox**_desi**.

"Biasanya yang kayak gitu udah ada kesepakatan antara pihak pondok sama calon santri, apa aja larangannya sama apa aja konsekuensinya. Kalau ngeyel yaudah terima risikonya, lagian di pondok kan emang tujuannya belajar, kalau kangen ortu semua santri juga kangen, apalagi yang pas hari libur gak punya duit buat pulang, ditambah ortu gak bisa jenguk. Itu rasa irinya bukan main, apa jangan-jangan kangen yang lain," ucap pemilik akun @mr**.ll*.***

Editor: Iwan Sahputra

Sumber: Instagram @kameraperistiwa


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x