Dari Cerobong Asap hingga Perigi Tua, Jejak Kokohnya Batu Bata Batam Brickworks

- 8 Maret 2022, 18:06 WIB
Disbudpar Batam melakukan pengukuran cerobong asap bekas pabrik batu bata Batam Brickworks di Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji tahun 2021 lalu.
Disbudpar Batam melakukan pengukuran cerobong asap bekas pabrik batu bata Batam Brickworks di Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji tahun 2021 lalu. /

SUDUTBATAM.COM - Pada masa lampau, industri batu bata dari Pulau Batam pernah berjaya. Adalah pabrik batu bata Batam Brickworks yang didirikan oleh Raja Ali Kelana, yang memproduksi batu bata berkualitas unggul dan diterima banyak kalangan. Bahkan, bekas bangunan maupun puing yang dibangun dengan batu bata tersebut, masih dapat ditemukan jejaknya pada masa kini.

Batu bata Batam Brickworks awalnya merupakan usaha yang didirikan oleh Raja Ali Kelana bersama rekannya dari Singapura bernama Ong Sam Leong. Namun, setelah berjalan beberapa waktu, pada tahun 1896, Raja Ali Kelana mengambil alih usaha tersebut dan menjadi pemilik tunggal Batam Brickworks. Lokasi pabrik Batam Brickwork pada masa itu berada di wilayah Batuaji, Batam. Lokasi ini dipilih karena terdapat bahan baku yang dibutuhkan untuk pembuatan batu bata. Sedangkan kantor pemasarannya berada di Singapura.

Pabrik batu bata Batam Brickworks mampu memproduksi sekitar 30.000 batu bata per hari. Hal itu dapat dilakukan karena pabrik itu sudah menggunakan mesin uap modern pada masanya untuk membantu proses produksi batu bata. Sedangkan untuk menjadi logo dagang sekaligus pembeda dengan batu bata daeri daerah lain, batu bata dari Batam Brickworks diberi penanda tulisan 'BATAM' yang dicetak dengan huruf kapital.

Baca Juga:Daftar Nama Ketua dan Anggota Komisi di DPRD Batam Terbaru, Undin P Sihaloho Balik Komisi IV

Dengan bahan baku yang berkualitas tinggi serta ditunjang mesin modern untuk pembuatan batu bata Batam Brickworks, maka produk batu bata ini cukup terkenal di pasaran Singapura pada masa itu. Bahkan, mendapat penghargaan sebagai salah satu batu bata berkualitas tinggi di kancah internasional.

Kepala Bidang (Kabid) Kebudayaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Batam, Muhammad Zen, mengatakan, bekas bangunan pabrik batu bata Batam Brickworks diperkirakan berada di wilayah yang saat ini masuk Kelurahan Tanjunguncang, Kecamatan Batuaji, Kota Batam.

Bahkan, pihaknya pernah mencoba menelusuri jejak pabrik tersebut dan menemukan sisa cerobong asap pabrik batu bata Batam Brickworks di wilayah tersebut tahun 2021 lalu. Saat ditemukan, cerobong asap yang awalnya berupa bangunan vertikal ini, berada dalam posisi terbaring dan sudah diselimuti semak belukar.

Baca Juga:Daftar Nama Ketua dan Anggota Komisi di DPRD Batam Terbaru, Undin P Sihaloho Balik Komisi IV

"Cerobong asap ini memiliki ukuran yakni tinggi 3,5 meter, lebar 170 sentimeter, diameter cerobong asap 65 sentimeter, dan tebal bangunan 52 sentimeter," sebut Zen.

Menurutnya, cerobong asap tersebut merupakan satu-satunya bangunan pabrik yang tersisa. Meski telah berusia ratusan tahun, namun sisa bangunan tersebut terlihat tetap kokoh. Pada batu bata yang telah terangkai dengan semen tersebut, masih dapat dijumpai tulisan 'BATAM' yang dicetak kapital.

"Kegiatan semacam ini merupakan agenda rutin Disbudpar untuk mencari dan mengumpulkan benda-benda peninggalan bersejarah di Kota Batam. Jika memungkinkan, kami ingin menjadikannya bagian dari koleksi Museum Batam Raja Ali Haji," tuturnya.

Baca Juga:Daftar Nama Ketua dan Anggota Komisi di DPRD Batam Terbaru, Undin P Sihaloho Balik Komisi IV

Selain cerobong asap, jejak batu bata Batam Brickworks juga dapat dijumpai pada perigi tua berdiameter 1,6 meter yang berada di Pulau Buluh, Kecamatan Bulang, Kota Batam. Orang Melayu menyebut sumur dengan perigi. Perigi ini dibangun pada tahun 1911, sebagaimana angka yang tertera di dinding perigi. Adapun, bangunan dinding perigi menggunakan batu bata Batam Brickworks.

Menurut tokoh masyarakat Pulau Buluh, Djuni Rudy Arto, perigi atau sumur ini dulunya digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari seperti mencuci dan sebagainya. Namun, setelah pipa air masuk dari pulau utama Batam, perigi ini sudah tidak digunakan lagi. "Kondisi perigi terlihat sudah tidak terawat, dipenuhi sampah dan tanaman liar," katanya.

Bangunan lain yang juga menggunakan batu bata Batam Brickworks adalah Kompleks Makam Temenggung Abdul Jamal di Kecamatan Bulang. Bahkan, batu bata Batam Brickworks ini juga banyak digunakan untuk membuat gedung pemerintahan di Singapura pada masa lampau.

Baca Juga:Daftar Nama Ketua dan Anggota Komisi di DPRD Batam Terbaru, Undin P Sihaloho Balik Komisi IV

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata, mengatakan, pihaknya pernah berencana memindahkan cerobong asap pabrik batu bata Batam Brickworks ke Musuem Batam Raja Ali Haji sebagai upaya Pemerintah Kota (Pemko) Batam melindungi salah satu benda cagar budaya di Kota Batam. Mengingat, cerobong asap tersebut punya kaitan yang erat dengan jejak keemasan industri batu bata peninggalan Raja Ali Kelana di semenanjung Melayu ini.

"Jika masuk ke dalam museum, maka jejak dan informasi terkait batu bata Batam Brickworks ini bakal makin dikenal luas oleh masyarakat, termasuk wisatawan mancanegara (wisman) yang berkunjung ke Kota Batam," ujar Kepala Dinas.

Sedangkan untuk benda-benda lain seperti perigi tua di Pulau Buluh yang juga menggunakan batu bata tersebut, pihaknya juga berupaya agar bisa menjadi salah satu benda cagar budaya di Kota Batam. Sehingga, generasi mendatang tetap dapat melihat peninggalan masa lampau tersebut sekaligus melestarikannya.

Baca Juga:Daftar Nama Ketua dan Anggota Komisi di DPRD Batam Terbaru, Undin P Sihaloho Balik Komisi IV

"Kami berharap semoga kejayaan batu bata Batam Brickworks mengilhami generasi masa kini untuk mengoptimalkan potensi yang dimiliki daerah untuk dikembangkan demi kemajuan bersama," tutupnya.***

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah