Siswa Pulau Pecong Pelajari Budaya Melayu di LAM Kota Batam

- 19 Juni 2023, 15:03 WIB
Siswa Pulau Pecong Pelajari Budaya Melayu di LAM Kota Batam
Siswa Pulau Pecong Pelajari Budaya Melayu di LAM Kota Batam /

Zen menunjukkan, di pelamin sendiri, terdapat ulas atau tangga bermotif kertas prada atau kuningan. Warna ulas sendiri berwarna hijau dan motifnya berwarna keemasan dan kainnya berwarna merah. Pada ulas yang menyentuh lantai tidak diberikan motif, hanya kain saja disebut gerai.

“Pada zaman dulu, pelamin ini dengan tempat bersanding itu berhadapan seperti terdapat di Rumah Limas Potong di Batubesar, Nongsa, yang disekat menjadi dua. Dalam kamar itulah dibuat pelamin dan tempat bersanding, kemudian di sekelilingnya dihiasi tabir,” tuturnya.

Tempat bersanding pengantin juga bertingkat-tingkat. Dalam bahasa Melayu, disebut peterakne, yang terbagi dari tiga kata. Yakni, pe yang artinya peti atau kotak, rak artinya bertingkat, dan ne artinya lebih dari satu. Jumlah tingkatan peterakne harus ganjil karena Melayu identik dengan budaya Islam yang banyak menggunakan angka ganjil, serta dihias dengan tekat.

Jumlah tingkatan, misalnya tiga, pada umumnya untuk para datuk. Sedangkan lima tingkatan, untuk kerabat Sultan. Bantal sadok berada di belakangnya dan tempat bersandar. Kemudian, tabir selak terdapat di kiri dan kanan. Dalam tempat bersanding ini, yang wajib ada adalah peti atau kotak.

Pada pelamin Melayu, memiliki warna kebesaran yakni kuning, hijau, biru, hitam, dan merah. Untuk warna kuning, untuk kerabat sultan dan anak-anaknya. Warna hijau untuk para alim ulama, biru untuk pembesar istana, warna merah untuk laksmana dan panglima, sementara hitam untuk pemangku adat.

"Selain untuk pengantin bersanding, fungsi dari peterakne ini juga tempat acara tepuk tepung tawar," terangnya.

Kepala Disbudpar Kota Batam, Ardiwinata menyambut baik kedatangan siswa ini yang ingin belajar tentang budaya Melayu. Ia mengatakan, Kota Batam melekat dengan kebudayaan Melayu. Seperti, pada kulinernya, adat perkawinannya, dan busananya. Karena itu, budaya Melayu harus dijunjung tinggi.

“Melayu melekat di Kota Batam dan hadir di setiap kegiatan kebudayaan. Kita selalu menggelar kegiatan Kenduri Seni Melayu (KSM) yang berupaya mengenalkan kembali suasana budaya Melayu,” katanya.

Ardi mengajak masyarakat untuk senantiasa mencintai budaya Melayu. "Bagi yang ingin mengetahui tentang pelamin, peterakne dan kebudayaan Melayu, silahkan datang ke Kantor Disbudpar Batam di Gedung Lembaga Adat Melayu (LAM), kami akan menjelaskan detailnya,” tutupnya.***

Halaman:

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah