Kumpulan Contoh Teks Anekdot Lucu Tentang Berbagai Hal

- 15 September 2022, 15:15 WIB
Kumpulan Contoh Teks Anekdot Lucu Tentang Berbagai Hal
Kumpulan Contoh Teks Anekdot Lucu Tentang Berbagai Hal /Pexels/fauxels/

SUDUTBATAM.COM – Berikut ini kumpulan contoh teks anekdot lucu tentang berbagai hal, namun sebelum itu mari kita pahami apa itu teks anekdot.

Teks anekdot menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah teks yang mengandung cerita singkat yang mengundang tawa karena lucu dan menarik.

Biasanya di dalam teks anekdot ini terdapat figur dunia yang terkenal seperti presiden, artis dan orang penting.

Teks anekdot membahas tentang topik politik, lingkungan, sosial, layanan umum, dan kebiasaan orang-orang.

Walaupun lucu ternyata teks anekdot banyak yang menyampaikan moral dan kebenaran yang jarang sekali di ketahui orang lain.

Berikut di bawah ini kumpulan contoh teks anekdot lucu tentang berbagai hal.

Baca Juga: Jadwal Kapal Pelni KM Leuser September dan Oktober 2022 Rute Bima, Makassar, Bau-Bau

Contoh 1

Mimpi untuk Kesejahteraan


Pagi itu pada halaman utama sebuah surat kabar nasional, terdapat sebuah berita disertai foto tentang perilaku pejabat negara yang tertidur saat sidang berlangsung. Bukan masalah pertama, jauh sebelumnya banyak sekali kasus yang ditayangkan di televisi tentang hal ini. Ayah yang merupakan seorang wiraswasta dengan memiliki penghasilan secara mandiri pun menjadi geram dengan kabar tersebut.

Ayah : “Beginikah tingkah wakil rakyat tertidur pulas saat sidang berlangsung?”.

Dedo: “Meskipun tidur dalam mimpinya tetap memikirkan kesejahteraan rakyat loh Yah”.

Ayah : “Mana mungkin mereka masih ingat rakyat? Kamu ini ngaco”.

Dedo: “Ishhhh ayah, kok gak percaya. Pejabat itu ada kalanya saat tidur dan saat semangat dalam sidang Yah”.

Ayah: “Lho memang begitu? Lalu kapan pejabat bisa semangat dalam sidang”.

Dedo: “Nanti Yah, sidang di belakang layar yang bahasannya menarik”.

Ayah : “Jadi menurut mereka ini bahasan yang kurang menarik?”.

Dedo“ “Tentunya Yah. Nanti ketika bahasannya tentang proyek, gaji pejabat, dan jabatan serta semua hal yang mensejahterakan dirinya sendiri pasti mereka semangat dan tidak akan ngantuk bahkan tertidur saat sidang berlangsung”.


Contoh 2

Tentang Sekolahan


Suatu siang di sebuah ruang kelas.

Wali Kelas telah mengumumkan bahwa hari ini adalah hari terakhir untuk mengumpulkan raport. Semua orang pun sudah mengumpulkan raport yang telah bertanda tangan masing-masing orang tua.

Wali Kelas memeriksa semua raport muridnya satu persatu, terutama melihat apakah sudah ditandatangan orang tua atau belum.

Ada yang aneh dari raport milik Delis. Saat anak-anak lain sudah ada tanda tangannya tapi tak ada bubuhan tanda tangan orang tuanya. Bu Guru pun bertanya:

Wali Kelas: Delis, kenapa punyamu belum ditandatangan?

Delis: Ini, bu. Aku mau minta tanda tangan tapi malah dapat ini dari Ibuku?

Wali Kelas: Dapat apa?

Delis: Ini bu tanda tangan Ibuku.

Ia memperlihatkan bekas cubitan di pipinya karena nilai yang jelek pada semester lalu.

Ibu wali kelas prihatin, setengah kelas tertawa, dan Delis bingung harus bagaimana.

Wali kelas meminta nomor telepon Ibu Delis. Ia dan Delis keluar dari kelas untuk berbicara di luar dan menelepon Ibunya.


Contoh 3

Tentang Lingkungan Sekolah


Suatu hari di ruang kelas 1 SD Karangmanake.

Sang wali kelas kesal dengan anak-anak yang malas melakukan tugasnya. Tidak hanya PR, tapi pekerjaan di kelas pun sering diabaikan begitu saja.

Wali kelas: Anak-anak, Ibu mau nanya. Tolong dijawab, ya!

Murid: Iya, Bu.

Wali kelas: Mengerjakan tugas itu kewajiban Ibu atau kewajiban kamu?

Murid: Kamu!

Wali kelas menahan tawa. Murid kaget dengan apa yang mereka katakan.

Pelajaran pun dilanjutkan lagi.


Contoh 4

Kualitas di Atas Rata-rata


Budi dan Abi adalah sepasang murid yang kritis. Mereka suka membaca buku yang sama untuk kemudian mendiskusikan isi bukunya. Dari mulai diskusi ringan sampai ke diskusi-diskusi berat sudah mereka lakukan. Terkadang, mereka menonton televisi dan mendiskusikan mengenai tayangan yang baru saja mereka lihat.

Sore itu, mereka berdua membaca majalah yang sama yang membahas mengenai sistem pendidikan Indonesia dan Finlandia yang sangat berbeda. Finlandia adalah negara yang memiliki sistem pendidikan paling baik di dunia, sehingga Budi dan Abi tertarik untuk membahasnya.

“Finlandia benar-benar memanjakan murid,” kata Budi memulai diskusi. “Mereka menekankan bahwa kemampuan akademis tidak harus dijalani dengan begitu serius. Berbeda dengan Indonesia yang nilai berada di atas segalanya. Itu membuat banyak murid melakukan cara-cara curang untuk mendapatkan nilai bagus.”

“Betul,” kata Abi menyetujui. “Dan lihat hasilnya sekarang. Nilai bagus cuma sekedar angka, dan akhlaknya enggak bagus. Karena mereka terbiasa curang sejak sekolah, jadi mereka gak akan ragu untuk curang di luar sekolah.”

“Benar,” sahut Budi sambil mengangguk-angguk. “Dan jadinya adalah Indonesia lebih banyak menghasilkan korupsi daripada menghasikan orang-orang berkualitas!”

“Tapi kukira, koruptor di Indonesia justru adalah manusia yang kualitasnya di atas rata-rata.”

“Kenapa seperti itu?” tanya Budi tidak setuju. “Kamu suka jadi koruptor, ya?”

“Bukan begitu,” sahut Abi membela diri. “Tapi lihat betapa lihainya koruptor itu berkelit sehingga lebih banyak yang tidak tertangkap daripada yang tertangkap! Bukannya itu artinya kualitas mereka di atas rata-rata?”

Budi tertawa. “Berarti sistem pendidikan kita berhasil, dong?”

“Benar,” kata Abi membenarkan. Kemudian, Abi memberi closing statement yang sangat masuk akal. “Berhasil menciptakan orang-irang curang yang berkualitas tinggi!”

Mereka berdua pun tertawa terbahak-bahak. Merasa lucu dan miris sekaligus.


Contoh 5

Merawat Pohon


Untuk melestarikan lingkungan hidup, dibuat kampanye pelestarian lingkungan hidup. Di sebuah taman dengan banyak pepohonan, terdapat tulisan "Sayangilah aku, seperti keluargamu."

Di suatu malam, Luluk melintasi taman tersebut dan melihat tulisan tersebut.

Luluk berhenti sejenak, lalu mengambil kain di dalam tasnya. Ia menutupi pepohonan di sana dengan kain, satu per satu. "Untung saya membawa banyak kain."

Lila yang melihatnya bertanya, "Kenapa kamu menutupi pepohonan itu dengan kain?"

"Aku takut mereka kedinginan. Bukankah kita harus menyayanginya seperti keluarga? Begitulah aku memperlakukan keluargaku."

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah