8 Contoh Teks Anekdot Sindiran dan Menghibur Terbaru Beserta Strukturnya

- 16 Februari 2023, 15:30 WIB
8 Contoh Teks Anekdot Sindiran dan Menghibur Terbaru Beserta Strukturnya
8 Contoh Teks Anekdot Sindiran dan Menghibur Terbaru Beserta Strukturnya /Picabay.com/StartupStockPhotos/

SUDUTBATAM.COM - Dibawah ini merupakan pembahasan tentang contoh teks anekdot pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.

Teks anekdot merupakan cerita singkat yang lucu, menghibur, dan menarik. Biasanya, teks ini dibuat berdasarkan suatu pengalaman atau fenomena yang memiliki makna tersirat.

Adapun struktur teks anekdot yaitu Abstraksi, Orientasi, Krisis, Reaksi, Koda, dan Reorientasi.

Berikut contoh teks anekdot sindiran dan menghibur:

Baca Juga: Dialog Zainuddin dan Hayati di Film Tenggelamnya Kapal Van der Wijk, Bacanya Auto Pakai Nada

1. "Mengajari Adik Berenang"

Pagi hari di sebuah kolam renang, seorang kakak sedang mengajari adiknya berenang.
"Aku tidak mau malu karena tidak bisa berenang Ka," kata sang adik.
"Kakak akan ajari dari gaya tersulit sampai termudah dik," jawab sang kakak.
Mendengar hal itu, sang adik pun gembira. Setelah beberapa hari latihan renang itu, sang kak tampak bersedih, sementara sang adik tampak gembira.
"Terima kasih kak, akhirnya kakak bisa mengajari gaya berenang yang paling aku kuasai, tapi kenapa kakak bersedih?" tanyanya.
"Yang kamu kuasai itu gaya batu, dik!" pungkas sang kakak.

2. "Cara jadi orang pintar"

Di dalam sebuah kelas sedang terjadi kegiatan belajar mengajar, di mana sang guru melakukan tanya jawab dengan para muridnya.
Ibu guru: “Anak-anak, apa tandanya seseorang dikatakan pintar?”
Ulfi: “Orang dikatakan pintar kalau dia rajin membaca Bu.”
Ibu Guru: “Bagus! Ada lagi?”
Bono: “Rajin menulis juga Bu tentunya.”
Ibu Guru: “Ya Bono, kamu betul.”
Ulfi: “Tapi rajin menyontek juga Bu.”
Bono: “Iya Bu, kalau tidak menyontek kita tak akan bisa apa-apa. Misalnya, dalam membuat pesawat terbang dari kertas, kalau tidak menyontek caranya tentu tak kan bisa. Betul kan Bu guru?”
Ibu Guru: “Oh iya ya betul juga kamu Bon.”
Bono: “Yes! Berarti hari ini kita boleh menyontek teman-teman agar jadi orang pintar.”
Ibu Guru (Bingung).

3. "Sejarah"

Pak Sardi, guru sejarah, sedang mengadakan tanya jawab dengan murid-muridnya.
Pak Sardi : “Reni, tanggal berapa teks proklamasi dibacakan?”
Reni : “17 Agustus 1945 Pak”
Pak Sardi : “Pandai kamu. Safi, siapa yang mengetikkan teks proklamasi?”
Safi : “Sayuti Melik Pak”
Pak Sardi : “Pintar semua kalian. Nah, Lafi, di mana teks proklamasi ditandatangani?”
Safi : “Emmm…nganu Pak. (masih belum cukup sadar). Di sebelah bawah agak ke kanan dikit sepertinya Pak”
Pak Sardi : “Halah kamu ini. Kamu tidur terus dari tahun 45 ya?”

4. "Muka Pejabat"

Reuni berlangsung di sekolah Pancasila. Jaja bertanya pada Ucup: "Wah, kamu jadi pejabat, ya?".
"Kok tahu kamu?", tanya Jaja.
Lalu Ucup menjawab, "Ya, tahulah...wajahmu kan terlihat seperti gambar uang".
Mereka pun tertawa bersama, dan hanyut dalam suasana gembira.

5. "Sedekah"

Alkisah, terdapat seorang pengemis tua yang sedang meminta-minta kepada anak muda.
"Nak, minta sedekahnya, Nak," pinta si pengemis tersebut.
Si anak muda lantas mengambil uang sepuluh ribuan di sakunya. Diberikannya uang tersebut kepada sang pengemis tua sambil berkata,
"Kembali lima ribu ya, Pak!" pinta pemuda tersebut.
Bapak pengemis tua tersebut kemudian menyodorkan mangkuk yang berisi uang kembalian,
"Ini, Nak, kembaliannya silahkan diambil."
"Tunggu Pak, kembaliannya kok tujuh ribu, ini kelebihan Pak," ucap pemuda tersebut keheranan.
"Oh, tidak apa-apa, Nak. Ambil uang itu, anggap saja saya bersedekah."

6. "Rayuan Maut"

Dinda: Mama tau nggak, apa persamaan mama sama macan?
Mama: Masa mama disamain dengan macan sih nak.
Dinda: Iya lah mama, mama itu galak, terus judes persis kayak macan. Tapi walau gitu macan tetap akan melindungi anaknya, sama kayak mama. Jadinya, aku sayang banget sama mama.
Mama: Aduh rayuanmu maut banget. Tapi kamu juga kayak topeng monyet lho..
Dinda: Masa aku kayak topeng monyet sih Mah?
Mama: Ia sayang, kalo ada maunya baru muji-muji dan baru mau
Mama: Yah.. mama gitu deh...

7. "padahal sama-sama maling"

Yuda dan Rafa menonton televisi di pos ronda.
Mereka melihat kasus pencurian satu pohon pisang, pelakunya dipenjara 5 tahun.

Halaman:

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x