China Temukan Kasus Pertama H3N8 pada Manusia, Virus Ini Biasa Menyerang Anjing, Burung dan Kuda

27 April 2022, 22:28 WIB
ASTAGA! China Temukan Kasus Virus Flu Burung H3N8 Pertama pada Balita, Ini Penyebabnya /Bohdanchreptak/pixabay.com/

SUDUTBATAM.COM - China menemukan kasus pertama virus H3N8. Virus ini biasanya menyerang hewan seperti Anjing, Burung dan Kuda.

China mencatat kasus pertama infeksi virus flu burung baru bernama H3N8 yang terjadi pada April 2022.

Normalnya, virus flu burung ini hanya terjadi pada hewan seperti anjing, burung, kuda, serta anjing laut saja.

Tetapi, pada April 2022, virus ini ditemukan terjadi pada satu orang korban.

Korban tersebut adalah anak berusia empat tahun yang berasal dari provinsi Henan dan ditemukan pada 5 April 2022 lalu.

Dikutip sudutbatam31@gmai.com dari The Indian Express, anak ini diketahui mengidap virus H3N8 setelah mengalami serangkaian gejala seperti demam, panas, dan lainnya.

Ia pun diperiksa dan diketahui mengidap virus H3N8 tersebut.

Hasil pemeriksaan juga menemukan fakta bahwa anak ini sering melakukan kontak dekat dengan unggas ayam dan burung gagak yang ia pelihara di rumahnya.

Virus H3N8 sendiri sebelumnya hanya terdeteksi di kuda, anjing, burung, dan anjing laut saja tanpa adanya kasus pada manusia hingga hari ini.

Terkait kasus tersebut, Komisi Kesehatan Nasional menyatakan penilaian awal menentukan varian ini belum memiliki kemampuan untuk menginfeksi manusia secara efektif.

Selain itu, tak seperti Covid-19, risiko epidemi skala besar dari H3N8 juga dinyatakan rendah. Ini artinya tingkat penularan dari H3N8 bisa dibilang cukup sedikit.

Banyak jenis flu burung yang berbeda hadir di Cina dan beberapa menginfeksi orang secara sporadis.

Biasanya kasus flu burung ini ditemukan pada manusia-manusia yang bekerja berdekatan dengan unggas.

Seperti salah satu contohnya pada tahun lalu. China melaporkan kasus pertama H10N3 pada manusia.

China memiliki populasi besar baik burung ternak maupun burung liar dari banyak spesies, menciptakan lingkungan yang ideal bagi virus unggas untuk bercampur dan bermutasi.

Meningkatnya pengawasan terhadap flu burung pada manusia juga berarti semakin banyak infeksi yang terdeteksi.***

Editor: Iwan Sahputra

Tags

Terkini

Terpopuler