SUDUTBATAM.COM - Serangan rudal Rusia menewaskan setidaknya 21 orang di Pelabuhan Odesa, Ukraina pada Jumat 1 Juli 2022.
Serangan tersebut meratakan apartemen setelah pasukan Rusia meninggalkan pos terdepan Snake Island di Laut Hitam.
Gedung apartemen sembilan lantai menjadi rata dengan tanah setelah rudal jelajah yang ditembakan oleh rusia dari Laut Hitam menghantam gedung tersebut, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina.
Tidak hanya gedung sembilan lantai yang jadi sasaran rudal, tetapi gedung yang bersebelahan juga mengalami kerusakan pada dinding dan jendela.
Baca Juga: Jokowi Bertemu Putin, Rusia Meninggalkan Pulau Snake Island di Laut Hitam
Oleksandr Abramov merupakan seorang warga yang tinggal di daerah kejadian langsung bergegas ketika mendengar ledakan besar yang menghancurkan apartemen.
Setibanya di lokasi kejadian Oleksandr langsung membantu pekerja dan warga lainya untuk mencari yang selamat.
“Kami datang ke lokasi kejadian, kami menelusuri bersama dengan pekerja darurat dan penduduk setempat, bersama-sama kami membantu mereka yang selamat. Dan sayangnya mereka yang meninggal,” kata Oleksandr Abramov di lokasi.
Serhiy Bratchuk adalah seorang juru bicara Odesa menkonfirmasikan bahwa setidaknya 21 orang meninggal dalam insiden tersebut, salah satunya adalah anak berusia 12 tahun yang menjadi korban bersama seorang karyawan Pusat Rehabilitasi Anak-anak yang didirikan oleh Moldova di Ukraina.
Gubernur regional mengatakan rudal itu ditembakkan dari arah Laut Hitam, tetapi pihak Kremlin membantah menargetkan warga sipil.
Baca Juga: Presiden Jokowi Sebut Tjahjo Kumolo Pribadi yang Tenang dan Sederhana
"Saya ingin mengingatkan kepada Anda bahwa Angkatan Bersenjata Rusia tidak menargetkan warga sipil," kata juru bicara Kremlin Dmitry Peskov.
Kampanye serangan rudal Rusia yang meningkat di kota-kota Ukraina bertepatan dengan pasukan Rusia yang berhasil di medan perang Front Timur, tujuan serangan tersebut untuk memaksakan agar pasukan Ukraina menyerah di provinsi Luhansk dan Donetsk.
Presiden AS Joe Biden mengklaim bahwa dia akan terus mengirimkan bantuan militer dan kemanusiaan untuk Ukraina, di puncak pertemuan NATO yang diadakan di Madrid, Spanyol.
Begitu juga dengan Norwegia, Perdana Menteri Norwegia Jonas Gahr mengumukan akan memberikan bantuan dana sebanyak US$1 Billion atau sekitar Rp14.970.533.830.595 dengan kurs Rp14.970 per dolarnya.***