Serangan Rudal Rusia ke Pelabuhan Odesa Kembali Menewaskan 21 Orang

- 2 Juli 2022, 12:31 WIB
Sebuah gambar yang disediakan oleh Layanan Darurat Negara Ukraina menunjukkan bangunan tempat tinggal yang rusak di Bilhorod-Dnistrovskyi setelah dugaan serangan rudal Rusia di wilayah Odesa Ukraina [Reuters]
Sebuah gambar yang disediakan oleh Layanan Darurat Negara Ukraina menunjukkan bangunan tempat tinggal yang rusak di Bilhorod-Dnistrovskyi setelah dugaan serangan rudal Rusia di wilayah Odesa Ukraina [Reuters] /Reuters

SUDUTBATAM.COM - Serangan rudal Rusia menewaskan setidaknya 21 orang di Pelabuhan Odesa, Ukraina pada Jumat 1 Juli 2022.

Serangan tersebut meratakan apartemen setelah pasukan Rusia meninggalkan pos terdepan Snake Island di Laut Hitam.

Gedung apartemen sembilan lantai menjadi rata dengan tanah setelah rudal jelajah yang ditembakan oleh rusia dari Laut Hitam menghantam gedung tersebut, menurut pernyataan Kementerian Pertahanan Ukraina.

Tidak hanya gedung sembilan lantai yang jadi sasaran rudal, tetapi gedung yang bersebelahan juga mengalami kerusakan pada dinding dan jendela.

Baca Juga: Jokowi Bertemu Putin, Rusia Meninggalkan Pulau Snake Island di Laut Hitam

Oleksandr Abramov merupakan seorang warga yang tinggal di daerah kejadian langsung bergegas ketika mendengar ledakan besar yang menghancurkan apartemen.

Setibanya di lokasi kejadian Oleksandr langsung membantu pekerja dan warga lainya untuk mencari yang selamat.

“Kami datang ke lokasi kejadian, kami menelusuri bersama dengan pekerja darurat dan penduduk setempat, bersama-sama kami membantu mereka yang selamat. Dan sayangnya mereka yang meninggal,” kata Oleksandr Abramov di lokasi.

Serhiy Bratchuk adalah seorang juru bicara Odesa menkonfirmasikan bahwa setidaknya 21 orang meninggal dalam insiden tersebut, salah satunya adalah anak berusia 12 tahun yang menjadi korban bersama seorang karyawan Pusat Rehabilitasi Anak-anak yang didirikan oleh Moldova di Ukraina.

Gubernur regional mengatakan rudal itu ditembakkan dari arah Laut Hitam, tetapi pihak Kremlin membantah menargetkan warga sipil.

Halaman:

Editor: Iwan Sahputra

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x