BI Catat Jumlah Money Changer di Kepri Terbesar Kedua di Indonesia

11 November 2022, 21:06 WIB
Ilustrasi money changer Jakarta Selatan. (Pikiran Rakyat) /Pikiran Rakyat

SUDUTBATAM.COM – Bank Indonesia (BI) mencatat jumlah Kegiatan Usaha Penukaran Valuta Asing Bukan Bank (KUPVA BB) atau money changer di Kepri terbesar kedua di Indonesia.

Saat ini BI Kepri terus memperkuat sistem layanan pembayaran di Kepri agar dapat berjalan lancar, aman agar bisa memenuhi kebutuhan masyarakat di Kepri.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Kepri, Musni Hardi K Atmaja mengatakan hal tersebut dilakukan dengan menjaga bisnis (KUPVA BB dan Layanan Remitansi (LR) sesuai dengan ketentuan dan turut berkontribusi dalam perekonomian.

Baca Juga: Contoh Singkat Teks Editorial Tentang Sosial, Singkat dan Terbaru 2022

"Hal tersebut dilakukan melalui pelaksanaan kegiatan Pertemuan Tahunan KUPVA dan LR tahun 2022 yang secara reguler dilakukan untuk meningkatkan kompetensi, kapasitas dan kesadaran penyelenggara dengan berbagai potensi risiko yang dihadapi dan dapat berpengaruh," ujar Musni, Jumat 11 November 2022.

Provinsi Kepulauan Riau merupakan wilayah yang memiliki KUPVA BB dan LR terbesar ke-2 di Indonesia dengan jumlah penyelenggara masing-masing sebesar 113 KUPVA BB dan 59 LR.

Sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan beberapa negara tetangga, keberadaan KUPVA BB dan LR akan mendukung perekonomian di wilayah tersebut terutama sektor pariwisata, perdagangan, dan investasi.

"Keberadaan KUPVA BB dan LR tentunya juga akan mendukung implementasi dari UU nomor 7 tahun 2011 tentang mata uang terkait kewajiban penggunaan rupiah di NKRI, khususnya di Provinsi Kepri," kata Musni.

Baca Juga: Ombudsman Kepri Minta Sekolah Tak Dijadkan Tempat Kampanye Politik

BI Kepri menyadari bahwa penguatan sistem pembayaran membutuhkan kerja sama dan komitmen dari seluruh pihak, termasuk Penyelenggara KUPVA BB dan LR.

Bank Indonesia juga menghimbau kepada masyarakat untuk bertransaksi pada KUPVA BB dan LR berizin yang daftarnya dapat dilihat pada website Bank Indonesia.***

Editor: Niken Nurfujitania

Tags

Terkini

Terpopuler