Kultum Ramadahan Tema Pererat Silaturahmi, Singkat dan Mudah Diingat

- 11 Maret 2024, 07:30 WIB
Contoh Kultum Ramadhan Singkat yang Menarik dan Penuh Makna Tentang Keutamaan Malam Lailatul Qadar, Bikin Pendengar Tersentuh / unsplash/@Raka Dwi Wicaksana
Contoh Kultum Ramadhan Singkat yang Menarik dan Penuh Makna Tentang Keutamaan Malam Lailatul Qadar, Bikin Pendengar Tersentuh / unsplash/@Raka Dwi Wicaksana /

Selain itu, gibah sendiri merupakan perbuatan tercela yang dalam Al-Qur’an disebut bahwa pelaku gibah diumpamakan seperti orang yang memakan daging orang yang digibahinya. Allah swt berfirman,

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اجْتَنِبُوْا كَثِيْرًا مِّنَ الظَّنِّۖ اِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ اِثْمٌ وَّلَا تَجَسَّسُوْا وَلَا يَغْتَبْ بَّعْضُكُمْ بَعْضًاۗ اَيُحِبُّ اَحَدُكُمْ اَنْ يَّأْكُلَ لَحْمَ اَخِيْهِ مَيْتًا فَكَرِهْتُمُوْهُۗ وَاتَّقُوا اللّٰهَ ۗاِنَّ اللّٰهَ تَوَّابٌ رَّحِيْمٌ

Artinya, “Wahai orang-orang yang beriman! Jauhilah banyak dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain dan janganlah ada di antara kamu yang menggunjing sebagian yang lain. Apakah ada di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentu kamu merasa jijik. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat, Maha Penyayang.” (QS Al-Hujurat: 12).

Selain dosa gibah sangat besar, cara bertobatnya pun tidak mudah. Imam Al-Ghazali dalam Iḥyā ‘Ulūmiddīn menjelaskan, cara menebus dosa gibah tidak cukup dengan bertobat, tapi juga harus meminta maaf kepada orang yang digibahinya secara langsung.

Baca Juga: Cara Menghitung Membayar Fidyah, Lengkap dengan Penjelasannya

Hanya saja, menurut Hasan al-Bashri cukup dengan bertobat dan mendoakan ampunan untuk orang yang digibahinya. Pendapat Hasan Al-Bashri ini berdasarkan hadits berikut,

كَفَارَةُ الْاِغْتِيَابِ أَنْ تَسْتَغْفِرَ لِمَنْ اغْتَبْتَهُ تَقُوْلُ اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَ لَهُ

Artinya, “Cara menebus dosa gibah adalah dengan mendoakan ampunan untuk orang yang digibahinya dengan doa, ‘Allāhummaghfir lanā wa lahū (Ya Allah, berilah ampunan untuk kami dan untuknya).” (HR Ibnu Abid Dunia). (Abu Hamid Muhammad Al-Ghazali, Iḥyā ‘Ulūmiddīn, [Beirut: Darul Kutub al-Ilmiah, 2016], juz III, halaman 188).

Perkuat Silaturahim
Sudah sepatutnya saat Ramadhan kita sebisa mungkin menjauhi segala bentuk maksiat, termasuk gibah. Sebab itu, dalam momen bukber seharusnya kita fokus untuk bersilaturahim demi mempererat tali persaudaraan sesama Muslim.\

Lagi pula pahala silaturahim sendiri sangat besar. Kita jadikan momen bukber sebagai salah satu event ibadah di bulan yang pahala di dalamnya dibalas berlipat ganda.

Halaman:

Editor: Niken Nurfujitania


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x