Dampak Bermain Lato-lato yang Perlu diketahui Orang Tua, Dari yang positif hingga berbahaya

- 25 Januari 2023, 20:00 WIB
Dua anak kecil tengah memainkan lato lato yang saat ini tengah viral.
Dua anak kecil tengah memainkan lato lato yang saat ini tengah viral. /Dok Destarita

SUDUTBATAM.COM - Mainan lato lato saat ini saat ini tengah digandrungi oleh anak-anak hingga remaja. Bahkan demam permainan lato-lato ini sekarang dilombakan oleh berbagai pihak.

Demam lato lato ini membuat anak-anak tak bisa lepas dari mainan ini. Lato-lato sebenarnya telah populer di Indonesia pada tahun 1980an.

Permainan anak yang sedang viral saat ini, lato lato, dianggap sebagai penyelamat. Ia dinilai mampu mengurangi ketergantungan anak bermain gadget, meningkatkan fokus mereka, serta membantu sosialisasi dengan rekan sebaya.

Saking populernya mainan ini, bahkan kompetisinya ada di mana-mana. Pesertanya tak main-main, ada yang sampai ratusan orang.

Baca Juga: Kumpulan Contoh Teks Eksplanasi Fenomena Alam, Tentang Kebakaran Hutan dan Tanah Longsor

Tapi saat ini lato lato mulai memicu kontroversi. Tidak sedikit orang tua yang berharap lato-lato dilarang resmi. Bukan hanya karena bunyinya yang mengganggu tetapi juga risiko terluka karena bolanya.

Pada dasarnya semua permainan anak memiliki potensi bahaya jika tidak diawasi oleh orang tua. Bahaya bisa dari materialnya atau cara memainkan yang salah. Sayangnya informasi peringatan seperti ini sulit ditemukan, terutama pada mainan yang mudah diproduksi secara massal tanpa melalui pabrik resmi.

Permainan lato-lato membawa dampak yang luar biasa bagi dunia bermain anak usia dini, ada dampak positif dan dampak negative yang diberikan oleh permainan ini. Dampak positif lato-lato.

Pertama, bisa mengalihkan dan mengurangi dampak kecanduan gadget yang saat ini banyak dialami anak-anak.

Kedua, permainan ini bisa membantu menstimulasi kemampuan motorik anak usia dini yang memang pada usianya masih butuh untuk dikembangkan.

Selain itu membantu meningkatkan fungsi koordinasi kemampuan kogniti anak dan motorik halus di tangan ketika anak berusaha memainkan hingga menimbulkan bunyi ‘etek-etek’.

Munculnya sikap kompetitif atau mendorong anak untuk mecapai target dan berjuang sampai bisa memenangkan momen itu, menjadi healing sederhana bagi anak karena mampu membuat anak tertawa, merasakan senang, sedih atau kecewa jika tidak sesuai dengan target dan ini bisa membantu mengendalikan perkembangan sosial emosionalnya jika tujuan yang anak inginkan tercapai atau tidak serta termasuk permainan yang murah dan terjangkau.

permainan lato-lato juga bisa menumbuhkan pola pikir pada anak terkait proses. Anak-anak akan memiliki pemahaman bahwa kesuksesan itu harus menempuh proses dan penekanan bahwa proses itu penting, tidak ada sukses instan, dan berlatih akan membawa hasil.

Sebaliknya, mainan itu juga bisa berdampak negatif bagi anak apabila anak dan orangtua tidak bisa mengatur waktu bermainnya.

Dampak negatif tersebut adalah jika dimainkan diusia kurang tepat atau meskipun diusia yang tepat tapi dilakukan secara berlebihan dapat menimbulkan tangan bengkak, kepala benjol jika terkena kepala, hingga tak jarang memicu pertikaian antar pemain setelahnya.

Mainan lato-lato ini, jika terlalu keras memainkannya bolanya pecah maka akan berpotensi kuat menimbulkan cidera pada anak. Jika talinya putus, bolanya bisa membentur tubuh atau benda lain di sekitarnya.

Permainan ini juga bisa mengganggu sekitar jika diaminkan diwaktu yang tidak tepat dan mengganggu intensitas belajar jika memainkannya tanpa mengenal waktu.

Baca Juga: Cara Mudah Membuat Sosis Solo Isi Ayam, Dijamin Nagih dan Lezat Cocok Untuk Ide Jualan

Oleh karena itu bagi orang tua harus lebih mengawasi anak jika bermain lato-lato.Hal ini untuk mengantisipasi dampak negatif dan hal-hal yang tidak diinginkan Misalnya, ketika lato-lato dilombakan, harus dilakukan pada usia anak yang tepat.

Karena di usia yang tepat akan mengasah emotional challenge pada diri anak. Secara teoritis, usia yang tepat untuk permainan lato-lato sebaiknya dimainkan pada usia 8 tahun ke atas.

Anak harus diajarkan bagaimana membagi waktu yang pas saat bermain. Jangan sampai anak melupakan aktivitas atau tugas sehari-harinya, seperti istirahat, ibadah, belajar serta jangan sampai lato-lato menjadi over stimulus yang tentu akan menjadi tidak baik bagi perkembangan anak.***

Editor: Niken Nurfujitania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x