Menurut dia, temuan tersebut bisa dikarenakan sejumlah faktor seperti karakter warga Jawa Barat yang memberikan atau menentukan pilihan untuk capresnya di akhir waktu Pemilu.
"Kedua orang belum terlalu yakin kalau Kang Emil akan maju di Pilpres, itu karena kendaraan politiknya belum ada. Dan bahkan sekarang ada isu akan maju jadi Kepala Otoritas IKN. Hal ini membuat publik bingung," kata dia.
Lebih lanjut Firman mengatakan apabila Pilpres 2024 dilaksanakan saat ini, maka Ridwan Kamil berada di posisi pertama pilihan warga Jawa Barat.
"Adapun tingkat elektabilitas sebesar 9,2 persen hingga 23,3 persen. Jadi tergantung simulasi pilihan. Prabowo Subianto berada di posisi kedua, diikuti oleh Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo. Urutan ini konsisten dalam semua simulasi pilihan," kata dia.
Menurut dia, walaupun berada pada peringkat pertama, Ridwan Kamil tidak unggul secara signifikan dibandingkan capres lain.
Baca Juga: Rute Kapal Kelud Tujuan Batam ke Belawan dan Tanjung Priok Februari 2022
Selisih dengan Prabowo Subianto antara 0,9 persen sampai 4,7 persen dalam semua simulasi pilihan. Padahal tingkat kedikenalan dan kedisukaan Ridwan Kamil sudah sangat tinggi apabila dibandingkan capres lainnya.
Ia mengatakan dukungan warga Jawa Barat terhadap Ridwan Kamil dengan demikian belum solid.
Ridwan Kamil, kata Firman, belum mendapatkan dukungan mayoritas dari warga Jawa Barat.
Oleh karena Jawa Barat merupakan basis utama Ridwan Kamil sekaligus provinsi dengan jumlah pemilih terbesar, Ridwan Kamil perlu melakukan sosialisasi lebih masif agar dukungan warga Jawa Barat semakin besar, terutama kepada undecided voters yang jumlahnya masih cukup tinggi.