KKP Bersama FAO Kelola Sidat Secara Berkelanjutan

- 19 Desember 2021, 22:01 WIB
ilustrasi sidat, hewan laut mirip belut
ilustrasi sidat, hewan laut mirip belut /pixabay/Amanda Higgins

SUDUTBATAM.COM - Unagi atau ikan sidat merupakan menu yang paling dicari di restoran Jepang di seluruh dunia. Saat ini sekitar 80 persen konsumsi sidat dunia berasal dari hasil budidaya, namun bibitnya masih berasal dari tangkapan alam.

 

Di samping itu tingkat kelangsungan hidup benih sidat tergolong sangat rendah, sehingga pemanfaatannya secara komersial dapat menekan kestabilan populasi sidat di alam. Kondisi tersebut tentunya dapat mengancam populasi sidat di Indonesia, seperti yang telah terjadi di Jepang dan Eropa.

 

Di Indonesia, salah satu daerah pengembangan budidaya sidat berada di Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat, tepatnya di muara Sungai Cimandiri. Benih sidat dari Sukabumi tidak hanya menyokong usaha budidaya lokal, tapi juga bisnis budi daya sidat di seluruh Indonesia. Perbaikan tingkat kelangsungan hidup (survival rate) sidat pada fase kritis ‘glass eel’ (benih) ke ‘elver’ (anakan) menjadi bagian kerja sama Food and Agriculture Organization (FAO), KKP, dan Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi melalui proyek IFish. Proyek yang menerima bantuan finansial dari Global Environment Fund (GEF) tersebut menjadikan Balai Benih Ikan (BBI) Tonjong di Sukabumi sebagai lokasi demonstrasi pembesaran anakan sidat.

 

Kepala Pusat Riset Perikanan (Pusriskan), Yayan Hikmayani; bersama dengan Bupati Sukabumi, Marwan Hamami , dan National Project Manager Proyek FAO IFish, Sudarsono, mengunjungi lokasi demonstration site IFish sekaligus meresmikan unit pendederan sidat untuk memperkuat kerja sama pengelolaan perikanan darat, di BBI Tonjong, Palabuhanratu, Kamis, 16 Desember 2021. Kegiatan ini dimaksudkan untuk meninjau hasil siklus pertama demonstrasi pembesaran sidat. Diketahui bahwa upaya yang telah dilakukan sebelumnya, berhasil meningkatkan survival rate benih ke fase anakan hingga 60 persen.

 

“Kunjungan ini menandai dimulainya siklus kedua kegiatan demonstrasi sidat. Diharapkan hasil dari kegiatan demonstrasi di BBI Tonjong memberikan informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan survival rate sidat dari fase benih ke anakan. Semakin tinggi survival rate, semakin sedikit benih yang perlu diambil dari alam, sehingga dapat mengurangi tekanan pada populasi sidat,“ papar Yayan.

 

Halaman:

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah