Mengenal PUMMA, Alat Pendeteksi Tsunami

- 30 Januari 2022, 20:58 WIB
Ilustrasi.
Ilustrasi. /Kkp/

“Gangguan (tsunami) pada badan air ini juga bisa disebabkan oleh aspek di luar fenomena geologi seperti perubahan tekanan udara yang terjadi secara tiba-tiba (pressure jump). Perubahan tekanan yang terjadi secara tiba-tiba dapat mengakibatkan gangguan pada badan air dan membangkitkan gelombang tinggi yang dikenal sebagai meteo-tsunami. Meteo-tsunami memiliki karakteristik fisik yang sama persis dengan tsunami biasa yang disebabkan oleh aktivitas geologi,” ungkap Semeidi.

 

Di berbagi belahan dunia, meteo-tsunami dikenal dalam berbagai nama berbeda seperti Abiki di Jepang, Rissaga di Pulau Balearic Spanyol, dan Marrobbio di Sisilia Italia. Dari berbagai kejadian meteo-tsunami, beberapa di antaranya bahkan cukup berbahaya dan menimbulkan korban jiwa seperti yang terjadi di Teluk Nagasaki pada 31 Maret 1979 yang menyebabkan 3 orang meninggal dengan ketinggian tsunami mencapai 4,8 meter dan di Teluk Persia (Dayyer, Iran) pada 19 Maret 2017 yang menyebabkan 5 orang meninggal dengan runup tsunami mencapai 3 meter.

 

 

IDSL/PUMMA telah terpasang di 8 lokasi yaitu Pulau Sebesi, Marina Jambu, Pangandaran, Pelabuhan Sadeng, Pelabuhan Prigi, Palabuhan Ratu, PPS Bungus, dan TPI Tua Pejat Mentawai. IDSL merupakan hasil kerja sama antara Pusat Riset Kelautan BRSDMKP KKP dengan JRC the European Commission, Badan Informasi Geospatial (BIG), Ikatan Ahli Tsunami Indonesia (IATsI) dan institusi-institusi lainnya di Indonesia. Data dan sistem peringatan IDSL sudah masuk ke jaringan BMKG sebagai otoritas peringatan dini tsunami di Indonesia.

 

“Beroperasinya IDSL selama tiga tahun dan keberhasilannya dalam mendeteksi tsunami Tonga serta kejadian-kejadian sebelumnya membuktikan kinerja yang sangat baik sebagai alternatif penguatan sistem peringatan dini tsunami di Indonesia. Selain itu, IDSL juga memiliki kelebihan yaitu harga yang murah, mudah dibuat, mudah dipasang, murah dan mudah dalam perawatan, memanfaatkan jaringan infrastruktur eksisting, melibatkan masyarakat dan dapat diproduksi di Indonesia dan didukung secara internasional. Untuk saat ini, IDSL sebagian besar dipasang di fasilitas milik KKP dalam hal ini pelabuhan perikanan yang faktanya berada di garis terdepan dalam mendeteksi fenomena tsunami,” ucap Semeidi.

 

Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono, menegaskan bahwa KKP memiliki tanggung jawab dalam upaya mitigasi bencana, selain berurusan dengan pengelolaan wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (WP3K). Berbagai upaya mitigasi bencana telah dilakukan oleh KKP, baik secara langsung maupun sebagai muatan dan pertimbangan dalam pelaksanaan kegiatan lainnya. ***

Halaman:

Editor: Fadhil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah