Lima Anak di Kepri Meninggal dan Satu Dirawat Akibat Gagal Ginjal Akut

- 22 Oktober 2022, 15:35 WIB
Lima Anak di Kepri Meninggal dan Satu Dirawat Akibat Gagal Ginjal Akut
Lima Anak di Kepri Meninggal dan Satu Dirawat Akibat Gagal Ginjal Akut /Pexels/Ana Shvets

SUDUTBATAM.COM - Jumlah kasus gagal ginjal akut di Kepri terus bertambah.

Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri mencatat ada lima anak balita yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut tersebut.

Sedangkan pasien yang saat ini menjalani perawatan akibat gagal ginjal akut tersebut tercatat satu anak.

Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kepri, Mohammad Bisri menyampaikan lima anak tersebut yakni tersebar di Tanjung Balai Karimun, Tanjungpindang dan Bintan.

"Kemudian yang masih dirawat itu ada di Kota Batam," kata Bisri, Sabtu 22 Oktober 2022.

Baca Juga: Contoh Pidato Amanat Pembina Upacara Hari Senin 24 Oktober 2022, Dapat Dijadikan Sumber Refrensi

Bisri juga menuturkan kasus gagal ginjal akut masih menimbulkan pertanyaan.

Dikarenakan kasus pertama dilaporkan pada awal Agustus lalu, baik di Indonesia dan juga di wilayah Kepri.

"Kasus pertama dilaporkan pada awal Agustus lalu. Ketakutan kita adalah kasus ini akan semakin bertambah," lanjutnya.

Kepada orangtua, Bisri menyarankan apabila anak mengalami gejala demam, agar segera dibawa menuju Puskesmas atau Rumah Sakit.

Sementara itu, Juru Bicara Kementerian Kesehatan Mohammad Syahril menyarankan para orang tua untuk mewaspadai frekuensi dan jumlah buang air kecil pada anak untuk mencegah terjadinya gagal ginjal akut.

“Gagal ginjal ini ditandai dengan frekuensi buang air kecil dan jumlahnya. Biasa 12 kali sehari kemudian mendadak sedikit, lalu biasa banyak sekarang tidak,” katanya dalam diskusi daring “Misteri Gagal Ginjal Akut” di Jakarta.

Baca Juga: Jadwal Kapal PELNI KM Gunung Dempo Mulai 24 Oktober Hingga November 2022, Syarat Terbaru Semua Rute dan Hara T

Syahril menjelaskan bahwa gagal ginjal akut dimulai dari gangguan ginjal yang disebabkan oleh terganggunya fungsi ginjal sebagai pusat metabolisme tubuh dan mengeluarkan urine atau buang air kecil sebagai sisa dari metabolisme. Jika gangguan ginjal berlanjut dan bahkan hingga tidak bisa buang air kecil, maka bisa berlanjut ke gagal ginjal akut.

“Ini yang menyebabkan banyak meninggal, ini terlambat karena begitu sudah terjadi gagal ginjal karena tidak bisa memproduksi urine, metabolisme susah karena rusaknya ginjal,” ujarnya.

Kasus gagal ginjal ginjal akut, tuturnya, merupakan kasus yang wajar terjadi pada anak akibat infeksi dan pendarahan. Kementerian Kesehatan mencatat kasus gagal ginjal biasanya hanya berjumlah 1-2 kasus per bulan, namun sejak akhir Agustus terdapat peningkatan yang signifikan dengan tingkat kematian 55 persen.

Data terakhir Kemenkes, sebanyak 133 meninggal akibat gagal ginjal akut dan 69 orang anak sudah sembuh dari gagal ginjal dengan diantaranya dibantu dengan cuci darah. Peningkatan kasus secara signifikan tersebut diduga kuat akibat kandungan etilen glikol dan dietilen glikol pada obat sirop anak yang melebihi ambang batas.

“Dari 11 kasus yang kita teliti, 7 orang positif etilen glikol dan dietilen glikol yang memang bahan tersebut berbahaya untuk dikonsumsi. Kemudian diserahkan kepada BPOM dan BPOM sudah mengeluarkan 5 obat yang mengandung bahan tersebut,” ucapnya.***

Editor: Niken Nurfujitania


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah