Khutbah Jumat tentang Keutamaan Bulan Muharram

- 28 Juli 2022, 20:30 WIB
Khutbah Jumat tentang Keutamaan Bulan Muharram
Khutbah Jumat tentang Keutamaan Bulan Muharram /pexels.com/Indra Gunawan

Penggunaan nama-nama hari, bulan, dibiarkan begitu saja oleh Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan tidak diubah.

Hanya hal-hal yang berkaitan dengan hari, tanggal, dan bulan tersebut yang bertentangan dengan dasar-dasar keislaman/ prinsip-prinsip syariat, itu yang beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam benahi.

Perhatikan sebagai contoh. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

لاَ عَدْوَى ، وَلاَ طِيَرَةَ ، وَلاَ هَامَةَ ، وَلاَ صَفَرَ

“Tidak dibenarkan menganggap penyakit menular dengan sendirinya (tanpa ketentuan Allah), tidak dibenarkan beranggapan sial, tidak dibenarkan pula beranggapan nasib malang karena tempat, juga tidak dibenarkan beranggapan sial di bulan Shafar” (HR. Bukhari no. 5757 dan Muslim no. 2220)[1]

Baca Juga : Kumpulan Berita Jadwal Kapal Pelni Terbaru dan Terlengkap Bulan Juli dan Agustus 

Ketika Islam menyebar sampai ke bumi Nusantara, di tanah Jawa Dwipa ini, kalender yang berlaku adalah kalender Saka, jiplakan Aji Saka dari Negeri Hindustan.

Di abad ke-17 pada zaman Sultan Agung Mataram Islam, kalender Islam yang datang dari Jazirah Arab dipadukan dengan kalender yang berlaku di negeri kita. Kalender Jawa Ketika itu. Maka muncullah kalender Arab yang berbau ke-jawa-an.

Adat-adat bangsa Jawa kala itu masih bercokol. Mereka masih memahami bahwasanya Bulan Muharram yang diistilahkan dengan bulan Suro itu sebagai bulan keramat.

Waktunya bagi orang-orang sakti untuk mencuci keris-keris mereka.

Halaman:

Editor: Niken Nurfujitania

Sumber: Ngaji.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah